Hanya Karena Eksis, Media Sosial Bisa Rusak Rasa Diri Remaja

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Peran Media Sosial dalam Mempengaruhi Rasa Diri Anak Muda

Media sosial kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari anak muda. Mulai dari bangun tidur hingga sebelum kembali tidur, banyak remaja dan mahasiswa menghabiskan waktu mereka untuk membuka aplikasi seperti Instagram, TikTok, atau X (Twitter). Tujuannya beragam, mulai dari mencari hiburan, informasi, hingga mendapatkan validasi dari lingkungan virtual. Namun, di balik semua kemudahan ini, ada satu aspek yang sering kali luput dari perhatian: dampaknya terhadap harga diri atau self-esteem.

Menurut penelitian Jurnal Buana Komunikasi (2024), self-esteem merujuk pada cara seseorang menilai dirinya sendiri, baik dari segi fisik, kemampuan, maupun pencapaian. Meskipun media sosial bisa menjadi alat untuk membangun kepercayaan diri melalui interaksi dan apresiasi, paparan terhadap standar sosial yang tidak realistis juga dapat memicu rasa minder, cemas, bahkan depresi.

Mengapa Media Sosial Memengaruhi Self-Esteem?

Fenomena ini erat kaitannya dengan kebutuhan remaja untuk mendapatkan pengakuan sosial. Menurut riset dari Universitas Islam Negeri (UIN) Malang (2023), remaja cenderung membandingkan diri dengan orang lain di media sosial. Foto tubuh ideal, pencapaian akademik, atau gaya hidup mewah sering kali menjadi patokan, meskipun tidak selalu sesuai dengan kenyataan. Otak remaja lebih sensitif terhadap penghargaan sosial, sehingga setiap like, comment, atau followers bisa meningkatkan rasa percaya diri. Namun, kurangnya respons atau adanya komentar negatif justru bisa membuat harga diri mereka merosot drastis.

Dampak Positif Media Sosial

Meski sering dikaitkan dengan efek negatif, media sosial juga memiliki sisi positif. Studi dari Society for Psychotherapy (2023) menyebut bahwa platform ini bisa menjadi ruang aman bagi anak muda untuk mengekspresikan diri. Misalnya, mereka bisa berbagi karya seni, tulisan, atau pencapaian yang tidak sempat ditunjukkan di dunia nyata. Selain itu, media sosial juga memfasilitasi pembentukan komunitas. Anak muda dengan minat yang sama bisa saling mendukung dan memberi motivasi, yang berkontribusi terhadap peningkatan self-esteem karena mereka merasa diterima dan memiliki tempat untuk berkembang.

Dampak Negatif Media Sosial

Sayangnya, efek negatif dari media sosial lebih sering terlihat. Buletin K-PIN menjelaskan bahwa konsumsi konten berlebihan bisa menyebabkan ketidakpuasan terhadap diri sendiri. Anak muda yang terlalu sering membandingkan kehidupan dengan orang lain rentan mengalami body dissatisfaction atau ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh. Selain itu, riset dari Universitas Pancasila (Mindset Journal, 2023) menemukan bahwa penggunaan media sosial yang intensif berkorelasi dengan peningkatan gejala depresi ringan hingga sedang pada remaja. Hal ini disebabkan oleh kecanduan akan validasi eksternal yang membuat mereka kehilangan kemampuan untuk menilai diri secara objektif.

Bagaimana Cara Menjaga Keseimbangan?

Untuk meminimalkan dampak negatif media sosial, beberapa strategi dianjurkan oleh para ahli:

  • Batasi waktu penggunaan. Menurut Jurnal PPNI, terlalu lama berselancar di media sosial membuat otak remaja kelelahan dan lebih mudah membandingkan diri. Membatasi screen time bisa membantu menjaga kesehatan mental.
  • Konsumsi konten positif. Pilih akun atau komunitas yang memberi semangat, bukan justru menurunkan rasa percaya diri.
  • Bangun self-esteem dari dalam. Riset dari ResearchGate (2023) menegaskan bahwa harga diri yang stabil berasal dari penerimaan diri, bukan hanya dari validasi eksternal.
  • Latih literasi digital. Anak muda perlu memahami bahwa tidak semua yang ditampilkan di media sosial sesuai dengan kenyataan. Banyak konten yang sudah melalui proses edit atau seleksi ketat.
  • Jaga keseimbangan offline. Aktivitas di dunia nyata, seperti olahraga, hobi, dan interaksi langsung dengan teman, tetap penting untuk membangun rasa percaya diri yang sehat.

Media sosial ibarat dua sisi mata uang. Di satu sisi, ia bisa menjadi ruang ekspresi positif yang membangun komunitas dan meningkatkan kepercayaan diri. Namun di sisi lain, penggunaan yang berlebihan dan tidak bijak berpotensi merusak self-esteem anak muda. Kuncinya ada pada keseimbangan. Anak muda perlu sadar bahwa validasi online tidak selalu mencerminkan nilai diri sebenarnya. Dengan pemahaman yang tepat, media sosial bisa tetap menjadi ruang sehat, bukan jebakan yang menggerus harga diri.