
Perisai Diri Cup VIII 2025 Berlangsung Meriah di Ciamis
Suasana penuh antusias dan semangat terasa di Gelanggang Galuh Taruna (GGT) Ciamis, Jawa Barat, pada Jumat, 22 Agustus 2025. Ratusan pesilat dari berbagai daerah berkumpul dalam ajang Perisai Diri Cup VIII 2025, sebuah kompetisi yang menjadi momen penting bagi para atlet pencak silat. Acara ini tidak hanya menjadi ajang pertandingan, tetapi juga sebagai wadah untuk memperkuat persaudaraan dan pembinaan olahraga tradisional.
Perisai Diri Cup VIII 2025 menarik partisipasi peserta dari berbagai tingkatan usia, mulai dari Taman Kanak-Kanak hingga Sekolah Menengah Atas. Peserta berasal dari wilayah Priangan Timur, serta beberapa daerah lain seperti Kota Bandung dan Kabupaten Bandung. Hal ini menunjukkan bahwa minat terhadap pencak silat semakin meningkat, terutama di kalangan generasi muda.
Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disbudpora) Kabupaten Ciamis, Dian Budiyana, menyampaikan apresiasi kepada panitia penyelenggara dan seluruh pihak yang terlibat dalam acara ini. Ia menekankan bahwa kegiatan ini memiliki makna lebih dari sekadar pertandingan. "Pencak silat bukan hanya olahraga, tetapi juga bagian dari budaya bangsa yang harus dilestarikan," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa antusiasme peserta tahun ini sangat luar biasa. Ini menjadi indikasi bahwa minat generasi muda terhadap pencak silat semakin berkembang. "Di masa depan, acara ini akan menjadi agenda rutin dengan skala yang lebih besar. Harapan kami, anak-anak dari SD hingga SMA semakin termotivasi untuk mengasah bakat mereka," imbuhnya.
Pembina Perisai Diri Ciamis Beri Penjelasan
Pembina Perisai Diri Ciamis, Edy Rusyana, menjelaskan bahwa jumlah peserta dalam Perisai Diri Cup VIII 2025 mencapai lebih dari 290 orang. Mereka berasal dari unit latihan sekolah dan perguruan Perisai Diri se-Priangan Timur. "Ajang ini bukan hanya untuk mencari pemenang, tetapi juga membina atlet agar bisa berprestasi dan berani berekspresi," ujarnya.
Edy menekankan bahwa tujuan utama dari kejuaraan ini adalah memberikan pengalaman bertanding kepada peserta. Pengalaman ini menjadi bekal penting bagi perkembangan mereka di masa depan. "Setiap peserta akan mendapatkan kesempatan untuk belajar dan tumbuh melalui kompetisi ini," tambahnya.
Filosofi dasar Perisai Diri menurut Edy adalah pengendalian diri. "Musuh terbesar bukanlah lawan di arena, tetapi diri sendiri. Saat atlet sudah dewasa, mereka akan memahami bahwa lawan sejati adalah mitra untuk berkolaborasi dan berkembang bersama," jelasnya.
Dukungan Pemerintah dan KONI
Edy juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Ciamis dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) yang telah memberikan dukungan penuh dalam pembinaan atlet pencak silat. "Ini adalah bukti nyata komitmen pemerintah dalam mengembangkan olahraga pencak silat, sekaligus mengharumkan nama daerah melalui prestasi," pungkasnya.
Dengan adanya ajang seperti Perisai Diri Cup VIII 2025, diharapkan semangat pencak silat dapat terus berkembang dan menjadi bagian dari identitas budaya yang kuat. Para peserta tidak hanya berlaga dalam kompetisi, tetapi juga belajar tentang disiplin, kepercayaan diri, dan kerja sama. Dengan begitu, pencak silat akan tetap hidup dan berkembang di tengah masyarakat.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!