Pengamen Peduli Ibu, Beri Uang Sebelum Tenggelam Dikejar Satpol PP Surabaya

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Pengamen Peduli Ibu, Beri Uang Sebelum Tenggelam Dikejar Satpol PP Surabaya

Cerita Pilu tentang Rendra Wahyudi, Pengamen yang Tenggelam di Sungai Jagir

Seorang pemuda bernama Rendra Wahyudi (20 tahun) dikenal sebagai pengamen asal Joyoboyo Timur yang menghilang di Sungai Jagir Surabaya. Kejadian ini terjadi pada hari Minggu, 24 Agustus 2025, dan menimbulkan rasa prihatin di kalangan warga sekitar. Meskipun hidup di jalanan dengan berbagai tantangan, Rendra dikenal sebagai sosok yang sangat peduli terhadap keluarganya.

Rendra adalah anak keempat dari delapan bersaudara. Sebelum insiden tersebut, ia sempat pulang ke rumah dan memberikan uang sebesar Rp 25.000 kepada ibunya. Uang itu berasal dari hasil mengamen yang ia lakukan di sejumlah tempat. Ia biasa mengamen di kampung-kampung hingga Jembatan Jagir Wonokromo. Pemuda ini lebih sering bekerja sendirian, tanpa teman atau rekan lainnya.

Menurut cerita dari keluarganya, setelah memberikan uang kepada ibunya, Rendra berpamitan untuk kembali mengamen. Namun, tak lama kemudian, kabar buruk datang. Pemuda berusia 20 tahun itu dikabarkan menceburkan diri ke sungai saat dikejar oleh petugas Satpol PP. Samiyasih, ibunda Rendra, menyampaikan bahwa putranya sempat pulang dan memberikan uang Rp 25.000 sebelum pergi kembali ke jalanan.

Kehilangan anak kesayangan membuat Samiyasih sangat terpukul. Ia berharap putranya segera ditemukan dan bisa dievakuasi dalam kondisi selamat. Perasaan cemas dan sedih terlihat jelas dari wajahnya saat ia menceritakan kejadian ini.

Arif Tirtana, kakak dari korban, juga menyampaikan rasa kaget dan tidak percaya terhadap peristiwa yang menimpa adiknya. Menurutnya, Rendra adalah anggota keluarga yang paling pandai dan memiliki kemampuan berenang yang baik. "Kami kaget sekali, adik saya itu paling bisa berenang, tetapi nyatanya tenggelam," ujarnya dengan suara bergetar.

Kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi masyarakat akan pentingnya kesadaran akan bahaya di sekitar lingkungan yang tidak aman. Selain itu, kasus ini juga memperlihatkan betapa sulitnya kehidupan para pengamen yang hidup di jalanan. Mereka harus menghadapi berbagai tantangan, mulai dari ketidakpastian penghasilan hingga risiko kecelakaan.

Selain itu, kejadian ini juga mengundang perhatian terhadap perlindungan dan dukungan yang diberikan kepada mereka yang tinggal di lingkungan masyarakat yang kurang terlindungi. Diperlukan upaya dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan organisasi sosial, untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan layak bagi semua orang, terutama yang tinggal di jalanan.

Dengan adanya kejadian ini, diharapkan ada tindakan nyata yang dapat dilakukan untuk membantu masyarakat seperti Rendra, sehingga kejadian serupa tidak terulang lagi. Semoga Rendra segera ditemukan dan diberi kesempatan untuk kembali melanjutkan hidupnya.