Pengamen Disabilitas Kesulitan Cari Nafkah Akibat Isu Royalti: Anak Dua Masih Sekolah

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Pengamen Disabilitas Kesulitan Cari Nafkah Akibat Isu Royalti: Anak Dua Masih Sekolah

Pengamen Disabilitas di Wonogiri Kesulitan Cari Penghasilan Akibat Isu Royalti

Seorang pengamen disabilitas di Wonogiri, bernama Agung, kini menghadapi tantangan berat dalam mencari nafkah. Keterbatasan fisiknya, terutama pada kaki yang tidak bisa digerakkan secara normal, membuatnya bergantung pada alat musik seperti organ dan kemampuan vokal untuk memberikan hiburan di warung-warung makan. Namun, isu royalti yang sedang ramai dibicarakan belakangan ini memengaruhi keberadaannya.

Agung tinggal di Dusun Kedungsono, Desa Bulusulur, Kecamatan Wonogiri Kota. Ia berjarak sekitar 42,6 km dari Kota Solo. Sejak tiga tahun lalu, ia mulai ngamen di berbagai warung makan di wilayah tersebut. Tidak hanya itu, ia juga sering melakukan pertunjukan di warung makan Pantai Gading Purba, tempat ia biasa menghibur pengunjung dengan musik dan nyanyian.

Pemilik warung makan tempat Agung sering tampil, yaitu Pantai Gading Purba, akhirnya memutuskan untuk menghentikan hiburan live music setelah adanya wacana tentang aturan royalti. Pada tanggal 17 Agustus 2025, menjadi hari terakhir Agung tampil di sana. Hal ini dilakukan karena khawatir akan denda atau konsekuensi hukum jika tidak sesuai aturan.

Dari pengalamannya selama tiga pekan di warung tersebut, Agung mendapatkan penghasilan sebesar Rp 100 ribu per hari. Angka ini jauh lebih besar dibandingkan dari warung lain yang hanya memberinya sekitar Rp 50 ribu sekali tampil. Di tempat lain, ia harus membagi uang hasil donasi dengan penyanyi lain, namun di Pantai Gading Purba, pemilik warung membantu mengiringi lagu.

Namun, situasi ini membuat Agung merasa sangat berat. Selain kebutuhan hidup, ia juga memiliki utang alat organ yang harus dibayar. Selain itu, dua anaknya masih menempuh pendidikan. "Saya cari uang bukan hanya untuk makan, tapi juga utang alat dan biaya sekolah anak," ujarnya.

Agung menyatakan bahwa dirinya hanya bisa pasrah dengan kebijakan yang diambil oleh pemilik warung. Ia berharap ada kejelasan secepatnya agar bisa kembali tampil di sana. Meski begitu, ia juga khawatir bahwa warung makan lain akan mengikuti langkah serupa, sehingga semakin menyulitkannya.

Penjelasan Pemilik Warung Mengenai Isu Royalti

Sugiyanto, pemilik warung makan Pantai Gading Purba, menjelaskan bahwa keputusan untuk menghentikan hiburan musik dilakukan karena khawatir akan aturan royalti yang belum jelas. Ia mengatakan bahwa dirinya juga memiliki kebiasaan menyiarkan musik dan hiburan live music di tempat usahanya.

Menurut Sugiyanto, jika aturan royalti diterapkan, biaya yang harus dikeluarkan bisa sangat besar. Misalnya, jika dihitung berdasarkan jumlah kursi per tahun, biaya royalti bisa mencapai hampir Rp 50 juta per tahun. Hal ini membuatnya merasa tidak mampu untuk terus melanjutkan hiburan musik.

Ia juga mengakui bahwa pihaknya belum memahami secara jelas aturan royalti yang sedang dibicarakan saat ini. Oleh karena itu, ia berharap pemerintah atau lembaga terkait dapat memberikan sosialisasi yang lebih jelas mengenai apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak.

"Kita khawatir karena ketidaktahuan kita. Semoga bisa segera ada kejelasan," harap Sugiyanto. Untuk menunjukkan keputusan mereka, ia telah memasang spanduk pengumuman yang berisi "Maaf... Tidak Ada Hiburan Musik Sampai Adanya Kejelasan Royalti".

Harapan Masyarakat

Isu royalti yang muncul akhir-akhir ini tidak hanya memengaruhi para pengusaha warung makan, tetapi juga para seniman dan penghibur seperti Agung. Bagi mereka, masalah ini bukan hanya soal aturan, tetapi juga bagaimana cara bertahan hidup dalam situasi yang tidak pasti.

Agung dan Sugiyanto adalah dua contoh dari banyak orang yang terdampak oleh kebijakan yang belum sepenuhnya jelas. Mereka berharap ada solusi yang bisa memberikan kejelasan dan memperbaiki kondisi mereka tanpa harus mengorbankan hak-hak dasar untuk berkarya dan bertahan hidup.