PDIP Tantang Menteri Keuangan Baru Soal Utang, Gerindra Usung Mimpi Prabowo APBN Nol Defisit

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Kritik terhadap Target Pertumbuhan Ekonomi 6%–7% oleh Menteri Keuangan

Komisi XI DPR melakukan rapat perdana dengan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa pada Rabu (10/9/2025), yang berlangsung di ruang rapat Komisi XI DPR, Senayan, Jakarta. Dalam pertemuan tersebut, beberapa anggota dari berbagai fraksi menyampaikan kritik dan pertanyaan mengenai pernyataan Menteri Keuangan terkait target pertumbuhan ekonomi sebesar 6%–7%. Target ini dinilai optimis oleh beberapa anggota legislatif, meskipun asumsi RAPBN 2026 hanya menetapkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4%.

Harris Turino dari Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) menyampaikan kekhawatiran terhadap kemungkinan adanya peningkatan utang atau pengurangan defisit APBN agar target pertumbuhan ekonomi bisa tercapai. Ia menyoroti bahwa APBN 2026 memiliki asumsi pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah dibandingkan target yang disampaikan oleh Menteri Keuangan.

"Kita tahu bahwa PHK masih terjadi. Pengangguran walaupun turun, masih terasa di masyarakat. Angka kemiskinan juga walaupun turun, daya beli masyarakat masih susah. Defisit APBN 2,48% itu harus dijaga ketat. Utang jatuh tempo tahun ini cukup tinggi, dan juga tekanan internasional belum terlalu positif," ujar Harris.

Ia juga mempertanyakan bagaimana instrumen fiskal dapat mendorong pencapaian target pertumbuhan ekonomi tersebut. Harris menegaskan bahwa jika target pertumbuhan ekonomi dinaikkan menjadi 6%–7%, maka ada parameter lain yang harus berubah. Hal ini termasuk apakah utang akan dilonggarkan atau fiskal akan lebih ekspansif.

Selain itu, Harris juga menyoroti keterbatasan ruang fiskal akibat bunga utang yang jatuh tempo tahun ini. Ia meminta Menteri Keuangan menjelaskan bagaimana pemerintah akan melunasi kewajiban tersebut agar tidak terjatuh ke jurang default.

Pengurangan Dana Transfer ke Daerah

Di sisi lain, anggota Komisi XI DPR Fraksi Golkar, Melchias Marcus Mekeng, juga menyampaikan kritik terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai dapat memengaruhi laju pertumbuhan ekonomi. Salah satu yang disoroti adalah pemangkasan transfer ke daerah (TKD) dalam RAPBN 2026.

Pada RAPBN 2026, anggaran TKD dipangkas menjadi Rp650 triliun dari sebelumnya sebesar Rp864 triliun sesuai outlook APBN 2025. Menurut Mekeng, hal ini akan memberikan dampak besar terhadap daerah karena tidak semua daerah mampu meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).

"Nah kalau ini dipotong, ya pasti dampaknya akan besar. Akan susah untuk menaikkan pertumbuhan ekonomi," ujarnya.

Harapan terhadap Pembukuan APBN Tanpa Defisit

Beberapa anggota fraksi juga menagih komitmen Menteri Keuangan terhadap visi Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai pembukuan APBN tanpa defisit. Hal ini pernah disampaikan oleh Presiden dalam Pidato Nota Keuangan dan RAPBN 2026 pada 15 Agustus 2025.

"Artinya, selaku menteri keuangan yang baru saya menitipkan harapan untuk lebih awal menyusun desain skenario sehingga pengurangan defisit APBN kita di tahun-tahun mendatang bisa kita persiapkan sedini mungkin," ujarnya.

Mekeng juga menyampaikan optimisme terhadap reshuffle posisi Menkeu dari Sri Mulyani ke Purbaya. Ia menyambut baik keputusan Presiden Prabowo Subianto dalam melakukan penyegaran kepemimpinan di Kementerian Keuangan sebagai bagian dari upaya untuk mempercepat akselerasi, implementasi, dan pelaksanaan setiap program khususnya berkaitan dengan tupoksi Kementerian Keuangan.

Target Pertumbuhan Ekonomi yang Realistis

Sebelumnya, Purbaya menyatakan bahwa target pertumbuhan ekonomi 8% yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo sulit untuk dicapai tahun ini. Namun, ia menilai ada peluang untuk tercapai dalam dua sampai tiga tahun ke depan.

Meski demikian, Purbaya memperkirakan arah pertumbuhan sebesar 6% hingga 7% bisa terealisasi dalam waktu yang tidak lama. Ia menegaskan bahwa ke depan pemerintah akan hidupkan dua-duanya, yaitu investasi dan sektor swasta.

"Zaman Pak Jokowi, pemerintahnya bangun investasi di mana-mana, private sector-nya agak mati, kreditnya hanya tumbuh 7% rata-rata. Nah ke depan kita akan hidupkan dua-duanya. Jadi dengan itu, 6%—7% enggak terlalu susah," ujarnya.