Pasar Saham Volatil, Ini Strategi Investasi yang Efektif

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Pergerakan IHSG di Bulan September 2025

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus menunjukkan pergerakan yang dinamis sejak awal bulan September 2025. Pada akhir perdagangan Jumat (12/9/2025), IHSG berhasil menguat sebesar 1,37% atau naik 6,16 poin, mencapai level 7.854,07. Meskipun demikian, investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp 31,83 miliar di seluruh pasar pada hari itu.

Secara keseluruhan, IHSG telah menguat sebesar 0,30% sepanjang bulan September ini. Namun, secara historis, bulan September sering kali menjadi tantangan bagi indeks tersebut. Dalam 10 tahun terakhir, rata-rata penurunan IHSG di bulan September mencapai 1,15%. Satu-satunya pengecualian terjadi pada tahun 2021 ketika IHSG berhasil menguat sebesar 2,22%.

Analisis dari Ahli Pasar

Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, menyampaikan bahwa secara probabilitas, pergerakan pasar di bulan September tidak terlalu baik. Ia menjelaskan bahwa meskipun pasar langsung melemah di awal September, masih ada banyak sentimen positif yang bisa dinantikan.

Salah satu sentimen utama adalah keyakinan dan kepastian terhadap pemangkasan suku bunga. Bank sentral Amerika Serikat (The Fed) akan menggelar pertemuan kebijakan (FOMC) pada 16–17 September 2025. Di dalam negeri, Bank Indonesia (BI) juga akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada tanggal yang sama.

Jika The Fed benar-benar memangkas tingkat suku bunga acuan, hal ini dapat menjadi salah satu sentimen positif baik untuk pasar global maupun pasar dalam negeri.

Strategi Investasi di Tengah Ketidakstabilan

Adityo Nugroho, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, menjelaskan bahwa secara historis, IHSG cenderung terkoreksi pada bulan September, namun kembali menguat pada Oktober. November biasanya menunjukkan sedikit penurunan, tetapi Desember kembali menguat.

Investor disarankan untuk memanfaatkan momentum tersebut. Jika hingga akhir bulan ini tidak ada sentimen positif, IHSG kemungkinan akan tertekan. Di Oktober, investor akan menantikan rilis kinerja kuartal III-2025.

Analisis Teknis dan Proyeksi IHSG

Nafan Aji Gusta, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, melihat potensi IHSG untuk membentuk fase bullish consolidation setelah indikator volume mulai mengalami penguatan. Ia memproyeksikan IHSG akan menguji level support di 7.698. Jika level tersebut terlewati, support berikutnya berada di 7.641. Sementara resistance IHSG berada di 7.881.

Investor disarankan untuk melakukan akumulasi saham-saham dengan prospek solid. Mereka juga bisa melakukan buy on dip atau merealisasikan keuntungan jika diperlukan, sambil tetap menerapkan manajemen risiko secara efektif.

Perspektif dari Ahli Makro Ekonomi

Nur Ryshalti Pratama, Macro & Fixed Income Lead Phintraco Sekuritas, menekankan pentingnya menjaga ketenangan dan tidak panik saat ada isu seperti reshuffle kementerian atau demo. Investor harus tetap memantau perkembangan makro ekonomi baik global maupun domestik.

Ia menyoroti bahwa beberapa saham dengan fundamental bagus justru tidak menunjukkan pergerakan signifikan. Oleh karena itu, investor perlu menentukan profil risiko dan tujuan investasinya, apakah jangka pendek atau panjang.

Rekomendasi untuk Investor

Nico Demus menyarankan investor jangka pendek untuk memanfaatkan volatilitas sebagai peluang. Sementara investor jangka panjang bisa memilih akumulasi beli. Jika tidak suka volatilitas, wait and see bisa menjadi pilihan. Namun, semakin volatil pasar, semakin besar peluang bagi pelaku pasar untuk mendapatkan keuntungan.