
Kegiatan Paralayang di Kawasan Gunung Bromo Mengundang Kekhawatiran
Sebuah video yang beredar di media sosial menampilkan kegiatan paralayang di kawasan Gunung Bromo, Jawa Timur. Video ini diunggah oleh akun bernama indonesian_mountains dan menunjukkan seseorang melakukan paralayang dari bukit menuju arah Gunung Butak, yang terletak di sebelah Gunung Bromo.
Pihak Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) mengonfirmasi adanya kegiatan tersebut. Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar Septi Eka Wardhani menyatakan bahwa pihaknya sedang mengumpulkan informasi lebih lanjut mengenai isi video tersebut. Ia menegaskan bahwa kegiatan seperti paralayang tidak diperbolehkan di kawasan Bromo.
"Kami sedang mengumpulkan informasinya," ujar Septi melalui pesan singkat pada Kamis (11/9/2025). Ia juga menyampaikan bahwa pihak TNBTS sangat menyesalkan kegiatan tersebut. Menurutnya, kawasan Bromo merupakan wilayah yang sakral bagi masyarakat Tengger, sehingga aktivitas yang dapat mengganggu keharmonisan lingkungan tersebut harus dihindari.
Septi meminta kepada masyarakat untuk segera melaporkan informasi terkait kegiatan paralayang kepada pihak TNBTS. "Kami tidak mengizinkan, apalagi kawasan Bromo adalah wilayah sakral untuk masyarakat Tengger," tambahnya.
Video yang berdurasi 25 detik ini diunggah pada 10 September 2025. Dalam keterangan video tersebut, terdapat pertanyaan mengenai biaya penggunaan drone sebesar Rp 2 juta dan membandingkannya dengan biaya paralayang. Hal ini menunjukkan adanya ketertarikan masyarakat terhadap aktivitas ekstrem di kawasan tersebut.
Upaya Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Pengunjung
Di sisi lain, pada 9 September 2025, Balai Besar TNBTS menggelar dialog dengan para tokoh budaya Tengger di Hotel Lava Hill, Kabupaten Probolinggo. Dialog ini bertujuan untuk membahas rencana penataan jalur lingkar kaldera Tengger yang terintegrasi dengan penataan YNBTS.
Beberapa poin penting disepakati dalam dialog tersebut. Salah satunya adalah meningkatkan keamanan dan kenyamanan pengunjung yang datang ke kawasan Bromo. Selain itu, pihak TNBTS juga berkomitmen untuk menjaga tempat-tempat yang dianggap sakral oleh masyarakat Tengger dari kerusakan atau gangguan.
Keberadaan kawasan yang sakral bagi masyarakat Tengger menjadi perhatian utama dalam setiap kebijakan pengelolaan taman nasional. Oleh karena itu, segala bentuk aktivitas yang dianggap dapat mengganggu keharmonisan lingkungan harus dihindari.
Pentingnya Kesadaran Masyarakat
Perlu dipahami bahwa kawasan Bromo tidak hanya memiliki nilai alam yang indah, tetapi juga memiliki makna spiritual dan budaya yang mendalam bagi masyarakat Tengger. Oleh karena itu, kegiatan yang dilakukan di kawasan ini harus sesuai dengan aturan dan norma yang berlaku.
Masyarakat diimbau untuk lebih waspada dan sadar akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan serta menghormati nilai-nilai budaya yang ada. Setiap aktivitas yang dilakukan di kawasan ini harus dipertimbangkan secara matang agar tidak merugikan pihak-pihak yang terkait.
Dengan adanya kesadaran bersama, diharapkan kawasan Bromo dapat terjaga sebagai tempat yang aman, nyaman, dan memiliki nilai kebudayaan yang tinggi. Ini juga akan membantu dalam menjaga reputasi taman nasional sebagai destinasi wisata yang unggul dan berkelanjutan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!