
Suporter Panser Biru PSIS Semarang Kembali Tuntut Perhatian Manajemen
Panser Biru, suporter setia PSIS Semarang, kembali menunjukkan sikap tegas mereka terhadap manajemen klub. DPP Panser Biru yang diwakili oleh Barep Anuraga secara langsung menyerahkan surat tuntutan kepada perwakilan manajemen PSIS, Anton Nikiyulun, pada hari Kamis (11/9). Surat ini berisi empat poin utama yang menjadi prioritas agar hubungan antara klub dan suporter tetap harmonis, khususnya menjelang bergulirnya Pegadaian Championship musim 2025/2026.
Empat Tuntutan Utama Panser Biru
Dalam surat tersebut, Panser Biru menyampaikan beberapa hal penting yang mereka anggap perlu segera ditindaklanjuti oleh manajemen PSIS Semarang. Berikut adalah empat poin utama yang disampaikan:
-
Rapat Koordinasi dengan Suporter
Panser Biru meminta manajemen segera menggelar rapat koordinasi dengan perwakilan DPP Panser Biru. Rapat ini dianggap penting untuk membahas jalannya kompetisi, terutama soal keterlibatan suporter di stadion. -
Ancaman Boikot Tribun Selatan
Jika rapat koordinasi tidak segera dilaksanakan, Panser Biru siap memboikot dengan cara mengosongkan tribun selatan dan tidak menjual tiket di area tersebut untuk pertandingan kandang PSIS. -
Tribun Selatan sebagai Rumah Panser Biru
Mereka meminta manajemen tidak menjual tiket tribun selatan kepada penonton umum karena area tersebut dianggap sebagai "rumah" Panser Biru. Mereka juga menuntut adanya kesepakatan resmi tentang pengelolaan tiket bersama manajemen. -
Aksi Lanjutan jika Tuntutan Diabaikan
Panser Biru menegaskan bahwa jika tuntutan poin ketiga diabaikan dan belum ada respons dari manajemen, maka aksi akan berlanjut dengan langkah-langkah lain yang lebih tegas.
Surat tuntutan ini juga diunggah melalui akun Instagram resmi Panser Biru @panserbiru2001, lengkap dengan foto pernyataan sikap. Dalam unggahan tersebut, Panser Biru menulis caption yang menegaskan bahwa langkah ini dilakukan atas dasar rasa cinta terhadap PSIS Semarang serta rasa tanggung jawab kepada para anggotanya yang selalu memberikan dukungan kepada Laskar Mahesa Jenar.
Tanggapan Ketua Umum Panser Biru
Ketua Umum Panser Biru, Kepareng Wareng, juga turut menanggapi isu ini lewat akun Instagram pribadi @kepareng_wareng. Dalam unggahannya, Wareng menegaskan bahwa aksi boikot bukanlah keputusan tanpa alasan. Ia menyampaikan bahwa setiap orang punya motivasi berbeda saat datang ke stadion. Ada yang datang untuk mendukung klub, ada yang sekadar ingin menyaksikan aksi suporter, sementara sebagian lain ingin melihat pemain bintang atau kemenangan tim.
Ia juga menambahkan bahwa jika ingin penonton datang, minimal pemain harus menampilkan performa yang baik. Wareng menegaskan bahwa ia bukanlah orang yang ingin merusak suasana, melainkan hanya ingin menegaskan prinsip dan kepedulian terhadap klub yang didukungnya.
Dinamika Hubungan Klub dan Suporter
Tuntutan Panser Biru ini mencerminkan dinamika hubungan antara klub dan suporter yang sering kali mengalami gesekan. Sebagai kelompok suporter pendukung PSIS Semarang dengan jumlah anggota terbanyak, Panser Biru memiliki peran penting dalam menciptakan atmosfer di stadion.
Tribun selatan Stadion Jatidiri sudah lama dikenal sebagai rumah Panser Biru. Tak heran jika mereka menaruh perhatian besar terhadap pengelolaan tiket di sektor tersebut. Di sisi lain, manajemen PSIS Semarang juga dihadapkan pada tantangan untuk menyeimbangkan kebutuhan suporter dengan aspek komersial klub, termasuk soal penjualan tiket pertandingan.
Menanti Respons Manajemen
Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari pihak manajemen PSIS Semarang terkait surat tuntutan Panser Biru. Para suporter menunggu apakah manajemen akan segera merespons secara terbuka atau memilih tidak merespon surat tersebut.
Bagi Panser Biru, kejelasan soal tiket dan keberadaan tribun selatan adalah hal prinsipil. Mereka menegaskan sikap ini bukan untuk memperkeruh suasana, melainkan bentuk kepedulian terhadap klub yang mereka dukung sejak lama. Apapun langkah manajemen, keputusan yang diambil akan berpengaruh besar terhadap atmosfer pertandingan kandang PSIS di musim ini.
Dengan kompetisi Pegadaian Championship 2025/2026 yang tinggal menghitung hari, semua pihak tentu berharap masalah ini segera menemukan titik terang.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!