Jalur Hukum Terbuka untuk Kasus Dosen Unissula di RSI Sultan Agung

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

IDI Kota Semarang Mendukung Dokter Astra dalam Kasus Tindakan Represif

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Semarang menunjukkan dukungan penuh terhadap dr. Astra, seorang tenaga kesehatan di Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung yang diduga mengalami tindakan represif dari dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Sultan Agung (Unissula), Muhammad Dias Saktiawan. Hal ini disampaikan oleh Ketua IDI Kota Semarang, dr. Sigid Kirana Lintang Bhima, yang menjelaskan bahwa organisasi tersebut tetap berada di sisi dokter Astra dalam proses penyelesaian kasus ini.

Pertemuan penting digelar di RSI Sultan Agung pada Rabu (10/9) untuk mencari solusi internal antara pihak rumah sakit dan keluarga pasien. Dalam pertemuan tersebut, dr. Sigid hadir sebagai perwakilan IDI. Namun, karena dr. Astra tidak dapat hadir, tidak ada kesepakatan yang tercapai.

Muhammad Dias Saktiawan, dosen Unissula, hadir dalam forum tersebut dan menyampaikan permintaan maaf kepada pihak rumah sakit maupun dr. Astra. Ia menegaskan bahwa keputusan untuk menerima atau menolak permintaan maaf tetap berada di tangan dr. Astra.

Sigid menjelaskan bahwa IDI bersifat mendampingi dalam kasus ini, sementara langkah hukum sepenuhnya ditentukan oleh dr. Astra. "Kami serahkan sepenuhnya kepada dokter Astra. Kami sudah bertemu beberapa kali, dan beliau juga sudah menunjuk penasihat hukum sendiri. Penasihat hukum tersebut bukan dari IDI, tetapi kami tetap berkoordinasi," ujarnya.

IDI Kota Semarang menegaskan dukungan penuh terhadap keputusan yang diambil oleh dr. Astra, baik melalui jalur internal maupun hukum. "Kami tentu menjaga muruah profesi ini. Jangan sampai kasus seperti ini membuat dokter-dokter di tempat lain mengalami perlakuan serupa," tambah Sigid.

Dewan Pengawas RSI Sultan Agung, Farhat Suryaningrat, menjelaskan bahwa forum musyawarah dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Ketua IDI Semarang, perwakilan IDI Jateng, komite medis, jajaran direksi rumah sakit serta pihak pasien. Menurutnya, Dekan Fakultas Kedokteran Unissula Setyo Trisnadi dan Direktur RSI Sultan Agung Agus Ujianto memastikan tidak ada sanksi terhadap mahasiswa, tenaga kesehatan, maupun dokter yang terlibat dalam peristiwa tersebut.

"Para pihak berkomitmen untuk menyelesaikan permasalahan secara baik, adil dan sesuai hak para pihak, baik tenaga medis maupun keluarga pasien," ujar Farhat.

Dalam forum itu, Dias menyampaikan permintaan maaf secara terbuka. Namun, dr. Astra tidak dapat hadir karena ada kepentingan lain. "Semua pihak sepakat mendorong penyelesaian melalui jalur internal dan mediasi non-litigasi. Tinggal menunggu keputusan dr. Astra untuk menentukan kapan bertemu bersama ke depan," ujarnya.

Selain itu, dalam mediasi tersebut dihadiri oleh Ketua Cabang IDI Kota Semarang Sigid Kirana Lintang Bhima, perwakilan IDI Jateng Elang Sumambar serta Komite Medis RSI Sultan Agung, jajaran direksi dan pihak pasien, yakni Dosen Fakultas Hukum Unissula Muhammad Dias Saktiawan. Suami pasien yang merupakan Dias menyampaikan permintaan maaf di hadapan peserta musyawarah, tanpa ada dr. Astra selaku korban.

"Semisal dr. Astra mau melanjutkan ke jalur hukum, kami mendukung keputusan dr. Astra, apa pun yang dia buat," tuturnya.

Farhat menyebut RSI Sultan Agung tetap berkomitmen melindungi tenaga kesehatan. Kasus ini juga akan ditindaklanjuti sesuai regulasi, termasuk melalui audit medis dan komite etik rumah sakit. "Kami berharap masyarakat mendoakan agar semua berakhir untuk kebaikan bersama. Rumah sakit akan terus memberikan pelayanan yang nyaman, kondusif dan maksimal kepada masyarakat," ujarnya.