Paket Internet Murah Bikin Cuan IndiHome dan Biznet Terancam?

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Perang Harga Internet Rumah dengan Paket Murah dan Kecepatan Tinggi

PT Remala Abadi Tbk. (DATA) dan PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) kini memperkenalkan inovasi baru dalam industri layanan internet rumah. Kedua perusahaan ini menghadirkan paket layanan internet dengan harga Rp100.000-an yang menawarkan kecepatan hingga 500 Mbps, atau 50 kali lebih cepat dibandingkan paket kompetitor pada rentang harga yang sama. Inisiatif ini diharapkan mampu memberikan akses internet yang lebih terjangkau bagi masyarakat.

Surge, salah satu penyedia layanan internet, awalnya memperkenalkan paket seharga Rp100.000 dengan kecepatan hingga 100 Mbps. Kemudian, perusahaan meningkatkan kecepatannya menjadi 200 Mbps. Dengan produk Starlite, Surge berkomitmen untuk menyediakan layanan internet yang cepat namun tetap ramah di kantong.

Direktur Utama Surge, Yune Marketatmo, menjelaskan bahwa layanan ini dijalankan sesuai aturan pemerintah dan komitmen perusahaan untuk menyediakan layanan berkualitas dengan harga terjangkau. "Keputusan kami selalu mengikuti aturan pemerintah serta fokus pada komitmen untuk menyediakan layanan internet berkualitas," ujarnya.

Selain Surge, Remala Abadi juga turut meramaikan pasar dengan produk Nethome yang menawarkan kecepatan hingga 500 Mbps seharga Rp116.000 (termasuk pajak). Selain itu, perusahaan juga memiliki paket lain dengan harga Rp227.000 yang menawarkan kecepatan hingga 1 Gbps, cocok untuk kebutuhan masyarakat yang lebih intensif.

CEO Remala Abadi, Agus Setiono, menyatakan bahwa perusahaan ingin menjadi "game changer" dalam industri ini. Ia percaya bahwa inovasi dan penawaran harga yang kompetitif akan membawa perubahan besar dalam penggunaan internet rumah di Indonesia.

Potensi Pelanggan Pindah

Ketua Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi ITB, Ian Yosef Edward, menyoroti pentingnya kualitas layanan yang diterima pelanggan, bukan hanya angka kecepatan yang tercantum di brosur. Menurutnya, harga Rp100.000 biasanya digunakan sebagai strategi promosi untuk menarik pelanggan baru. Namun, jika jumlah pelanggan tidak cukup, perusahaan akan kesulitan mempertahankan kecepatan di atas 100 Mbps dan menjaga kualitas layanan.

Ian menegaskan bahwa jika jumlah pelanggan melebihi kapasitas, kualitas layanan bisa menurun, menyebabkan kekecewaan dan peningkatan churn (perpindahan pelanggan). "Perusahaan dan pelanggan sama-sama dirugikan," katanya.

Untuk mempertahankan pelanggan, lanjut Ian, perusahaan harus memastikan kenyamanan penggunaan dan ketersediaan internet yang tinggi. Sistem cadangan diperlukan agar gangguan dapat diminimalisir. Layanan yang dijanjikan harus benar-benar dirasakan oleh pelanggan.

Lebih jauh, Ian menekankan pentingnya segmentasi pasar. Ada segmen pelanggan yang mengutamakan kualitas layanan meskipun tarifnya di atas Rp100.000. Di sisi lain, ada kelompok yang sensitif terhadap harga dan memilih paket murah dengan konsekuensi kualitas standar. "Kuncinya bukan sekadar perang harga, tapi harus disesuaikan dengan kebutuhan dan ekspektasi pelanggan," ujarnya.

Tren Positif dan Ancaman Perang Harga

Sigit Puspito Wigati Jarot, Ketua Bidang Infrastruktur Telematika Nasional Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel), berharap paket Rp100.000 berkecepatan 100 Mbps ke atas menjadi tren positif dalam mewujudkan broadband yang lebih terjangkau. Meski demikian, ia menyarankan agar penyedia layanan tidak sampai mengarah ke perang harga yang tidak sehat dan tidak sustainable.

Pertumbuhan IndiHome dan Biznet

Di sisi lain, layanan internet rumah milik Telkomsel, IndiHome, masih mencatatkan pertumbuhan positif. Pendapatan dari IndiHome residensial stabil dengan pertumbuhan 0,5% pada semester I/2025 dibandingkan tahun lalu. Total pelanggan IndiHome residensial meningkat 10% YoY menjadi 10,1 juta pelanggan.

Sementara itu, PT Supra Primatama (Biznet) mengutamakan kualitas dalam memberikan layanan internet terbaik kepada pelanggan. Paket termurah yang ditawarkan perusahaan berkisar Rp175.000 untuk wilayah tertentu. Presiden Direktur & CEO Biznet, Adi Kusma, mengungkapkan bahwa saat ini layanan internet Biznet ditawarkan mulai dari Rp175.000 per bulan, khususnya untuk wilayah kota kecil.

Biznet belum memiliki rencana untuk menyediakan layanan di kisaran harga Rp100.000 secara nasional, mengingat persaingan yang semakin ketat. Namun, Adi mengakui bahwa jika ada penyedia layanan yang mampu memberikan kualitas baik dengan harga Rp100.000, maka pelanggan tentu akan merasa lebih puas.

"Bagi Biznet, kualitas layanan tetap menjadi prioritas utama dalam memberikan layanan kepada pelanggan," ujarnya. Hingga Juni 2025, perusahaan memiliki 3 juta homepass, dengan rata-rata pertumbuhan 10% per tahun.

Adi menambahkan bahwa pertumbuhan bisnis internet rumah secara keseluruhan masih stabil, meskipun dihadapkan pada tantangan seperti melemahnya daya beli dan gejolak ekonomi. "Karena memang kebutuhan internet juga semakin tinggi di kalangan masyarakat," katanya.