
AFPI Mencetak Rekor Dunia dengan Siaran Literasi Pinjaman Daring Terlama
Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) berhasil menciptakan sejarah baru dengan meraih rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) untuk kategori Siaran Literasi Pinjaman Daring Terlama. Acara ini disiarkan secara langsung melalui YouTube selama 25 jam tanpa henti, menunjukkan komitmen kuat AFPI dalam menyebarkan pengetahuan tentang penggunaan layanan pinjaman daring yang sehat dan bertanggung jawab.
Ketua Umum AFPI, Entjik S Djafar, menjelaskan bahwa pencapaian ini bukan hanya tentang durasi siaran, tetapi juga menjadi simbol semangat berbagi pengetahuan. Menurutnya, literasi keuangan adalah kunci untuk memberdayakan masyarakat, terutama dalam memahami prinsip dasar penggunaan layanan pindar yang legal dan logis.
"Rekor ini tidak hanya sekadar 25 jam siaran, tetapi merupakan bentuk komitmen AFPI untuk terus mengedukasi masyarakat agar lebih sadar akan pentingnya pengelolaan pinjaman secara bijak," ujarnya dalam pernyataannya.
Mengelola Pinjaman Secara Bijak
Salah satu pesan utama dari acara ini adalah pentingnya mengelola pinjaman dengan bijak agar tidak terjebak dalam praktik gali lubang, tutup lubang. Entjik menyatakan bahwa literasi keuangan sangat diperlukan untuk membuka peluang dan meningkatkan kesejahteraan bagi keluarga serta pelaku usaha.
Siaran ini mencakup berbagai topik penting seperti pemahaman dasar tentang peer-to-peer (P2P) lending, literasi keuangan digital, bahaya pinjaman online ilegal, serta peran industri pindar dalam mendukung pembangunan ekonomi nasional. Selain itu, acara ini juga menyampaikan prinsip responsible lending sebagai bagian dari penggunaan layanan pinjaman yang bertanggung jawab.
Literasi Melindungi Masyarakat dari Risiko Pinjaman Ilegal
Menurut Kepala Eksekutif Pengawas PVML OJK, Agusman, siaran literasi ini layak diakui oleh MURI karena menunjukkan komitmen nyata dalam memperkuat literasi dan inklusi keuangan masyarakat, khususnya di sektor pinjaman daring. Ia menilai bahwa literasi yang baik dapat melindungi masyarakat dari potensi risiko terjebak dalam pinjaman ilegal.
"Selain itu, literasi juga meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggara layanan pindar," tambahnya.
Literasi Bantu UMKM Tetap Bertahan
Selain materi dari para ahli, acara ini juga menampilkan kisah inspiratif dari para penerima manfaat pindar. Salah satunya adalah Amelia, pemilik UMKM Mie Asok Sukajadi. Ia berbagi cerita tentang bagaimana akses keuangan digital membantu usahanya tetap bertahan dan berkembang meskipun menghadapi keterbatasan modal.
Cerita Amelia menjadi bukti nyata bahwa literasi dan akses keuangan digital mampu membawa perubahan signifikan dalam kehidupan masyarakat. Hal ini khususnya berdampak besar bagi kelompok yang tergolong underbanked dan underserved, yang seringkali kesulitan mendapatkan layanan keuangan tradisional.
Pentingnya Edukasi Keuangan Digital
Dengan adanya edukasi keuangan digital, masyarakat kini memiliki lebih banyak akses untuk memahami dan menggunakan layanan finansial secara lebih aman dan efisien. Ini menjadi langkah penting dalam membangun sistem keuangan yang inklusif dan berkelanjutan.
AFPI terus berkomitmen untuk memperluas literasi keuangan melalui berbagai inisiatif dan program edukasi. Dengan demikian, masyarakat tidak hanya bisa memahami layanan pinjaman daring, tetapi juga mampu menggunakannya secara bertanggung jawab dan bijak.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!