
Pengakuan Ketua Umum Partai Golkar Soal Pemimpin DPD Sulteng
Ketua Umum DPP Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bahwa dirinya telah menandatangani sebuah kebijakan yang memberikan kesempatan kepada Arus Abdul Karim, Ketua DPD Partai Golkar Sulawesi Tengah (Sulteng), untuk memimpin partai tersebut selama tiga periode. Pernyataan ini disampaikannya dalam sambutannya saat membuka Musyawarah Daerah (Musda) ke-11 Partai Golkar Sulteng, di Sriti Conventions Hall, Kelurahan Siranindi, Kecamatan Palu Barat, pada Minggu (24/8/2025).
Bahlil menjelaskan bahwa pemberian diskresi ini bukan tanpa tanggung jawab. Ia menegaskan bahwa siapa pun yang ingin memimpin partai harus memiliki komitmen yang kuat dan kesiapan untuk berkontribusi dalam berbagai level lembaga legislatif, baik di tingkat kabupaten, kota, provinsi maupun pusat.
“Untuk memberikan diskresi itu ada tanggung jawab suaranya. Jadi harus naik kursi DPR kabupaten, kota, provinsi, dan pusat. Itu maksudnya,” ujar Bahlil dalam pidatonya.
Dalam kesempatan tersebut, Bahlil juga melontarkan candaan yang membuat suasana acara semakin hangat. Ia menyatakan bahwa siapa pun yang ingin menjadi ketua DPD Golkar tingkat provinsi harus melakukan lobi ke Muhidin Mohamad Said, bukan ke dirinya sendiri.
“Jadi siapa pun yang ingin jadi Ketua Golkar di Sulawesi, lobi-lobinya bukan ke saya, tapi ke Kanda Muhidin. Saya ini juniornya,” kata Bahlil disambut tawa kader Golkar yang hadir.
Muhidin Mohamad Said adalah politisi senior Partai Golkar sekaligus Ketua Pemenangan Pemilu DPP Partai Golkar wilayah Sulawesi. Dalam Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda) sebelumnya, ia sempat menyampaikan harapan bahwa pemilihan Ketua Golkar Sulteng pada Musda kali ini akan berjalan dengan aklamasi.
“Iya, saya kira begitu. Dan memang kita mau berusaha bagaimana Golkar melahirkan pemimpin dengan mengedepankan asas musyawarah mufakat,” ujar Muhidin di Palu, Sabtu (23/8/2025).
Ia menekankan pentingnya persatuan, soliditas, dan kerja sama dalam membangun Partai Golkar. Muhidin berharap tidak terjadi konflik internal yang dapat merugikan partai.
“Kepengurusan ke depan adalah kader-kader terpilih yang mendapat dukungan luas dan tidak membuat perpecahan di dalam Golkar,” ujarnya.
Menurut Muhidin, Golkar Sulteng idealnya dipimpin oleh kader yang sudah terbukti dan teruji. Ia juga mengapresiasi kinerja Arus Abdul Karim selama dua periode memimpin partai tersebut.
“Sulteng salah satu provinsi dengan persentase kemenangan Golkar tertinggi. Dari 13 kabupaten dan kota, tujuh kepala daerah adalah kader Golkar, ditambah dua wakil kepala daerah. Total sembilan kepala daerah. Itu kerja kolektif semua pihak,” kata Muhidin.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!