
Tanggapan terhadap Usulan Penutupan Jembatan Timbang
Pernyataan Menteri Perhubungan yang ingin menghapuskan jembatan timbang karena dianggap sebagai tempat pungutan liar (pungli) mendapat tanggapan dari seorang peneliti senior. Menurut Felix Iryantomo, jika alasan utamanya adalah adanya pungli, maka perlu dibuktikan apakah selama ini ada petugas jembatan timbang yang ditangkap dan diberi sanksi karena tindakan tersebut.
Felix menilai penting untuk mengungkap fakta-fakta ini agar pernyataan menteri benar-benar didasarkan pada data yang valid. Jika tidak, pernyataan tersebut bisa dianggap sebagai tuduhan tanpa dasar oleh petugas lapangan, yang berpotensi menimbulkan demotivasi.
Fungsi Jembatan Timbang yang Lebih Luas
Di sisi lain, Felix menjelaskan bahwa fungsi jembatan timbang bukan hanya sekadar untuk memeriksa pelanggaran terkait muatan dan dimensi truk, yang dikenal dengan istilah Over Dimension Over Load (ODOL). Jembatan timbang juga bisa menjadi lokasi pendataan asal dan tujuan barang yang diangkut oleh truk, serta data jenis barang atau komoditas yang dibawa.
Menurutnya, ada kelemahan dalam Kementerian Perhubungan terkait publikasi data yang mudah diakses oleh masyarakat. Jika semua jembatan timbang ditugaskan untuk mencatat jenis barang, beratnya, serta asal dan tujuannya, data tersebut bisa menjadi indikator penting bagi perekonomian daerah.
Rencana Penutupan Jembatan Timbang
Menteri Perhubungan mempertimbangkan untuk menutup jembatan timbang karena dianggap sebagai tempat pungli. Selain itu, jembatan timbang dinilai tidak efektif dalam menangani truk-truk yang melanggar aturan ODOL.
Dalam pernyataannya, Menteri menyampaikan bahwa jika memang ada pungli yang dilakukan oleh petugas jembatan timbang, maka penutupan akan dilakukan. Ia menegaskan bahwa pihaknya tidak akan tutup mata terhadap masalah tersebut.
Alasan Jembatan Timbang Tidak Efektif Lagi
Selain masalah pungli, jembatan timbang juga dinilai tidak efektif dalam menjaring truk-truk ODOL. Hal ini disebabkan oleh lokasi jembatan yang kebanyakan berada di jalan arteri, sedangkan para sopir truk kini lebih sering melintas di jalan tol.
Selain itu, operasional jembatan timbang tidak bisa dilakukan 24 jam. Misalnya, jika jembatan hanya dioperasikan dari pagi hingga siang, truk-truk ODOL bisa melewati jembatan saat petugas sedang istirahat. Akibatnya, truk-truk tersebut bisa leluasa melintasi jembatan tanpa terdeteksi.
Dampak Terhadap Operasional Jembatan Timbang
Dudy menilai bahwa jembatan timbang tidak lagi mampu menjalankan fungsinya secara optimal. Meskipun memiliki peran penting dalam pengawasan truk, keberadaannya kini dinilai kurang efektif karena perubahan pola lalu lintas truk. Truk-truk ODOL kini lebih memilih jalur tol, sehingga jembatan timbang yang berada di jalan arteri semakin jarang digunakan.
Hal ini menunjukkan bahwa sistem pengawasan truk perlu diperbaiki agar dapat bekerja secara efektif. Dengan adanya perubahan pola lalu lintas, perlu ada strategi baru dalam pengawasan truk ODOL agar tidak terjadi kekosongan pengawasan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!