Menteri Amran Laporkan Kepada Prabowo, Harga Beras Mulai Turun

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Operasi Pasar Beras dan Kesiapan Pangan Nasional

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amram Sulaiman memberikan laporan terkait operasi pasar beras yang akan terus dilakukan hingga Desember 2025. Tujuan utamanya adalah untuk menstabilkan harga beras yang saat ini sedang mengalami penurunan. Dalam laporan tersebut, Mentan menyampaikan bahwa pemerintah menargetkan penyaluran beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) sebanyak 1,3 juta ton.

Operasi pasar besar-besaran ini dilakukan sebagai respons terhadap situasi pasar beras yang dinilai perlu dijaga agar tidak terjadi gejolak harga. Menurut Amran, hasil dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan pengamatan lapangan menunjukkan bahwa harga beras saat ini sudah mulai turun. Oleh karena itu, pemerintah akan tetap menjalankan operasi pasar secara berkelanjutan hingga akhir tahun.

Dalam pelaksanaannya, pemerintah telah menyalurkan 6.000 ton beras per hari. Target ini akan ditingkatkan menjadi 7.000 ton per hari. Bahkan, dalam beberapa waktu ke depan, persiapan disiapkan untuk mencapai 10 ribu ton beras per hari. Hal ini bertujuan agar pasokan beras bisa lebih stabil dan mencukupi kebutuhan masyarakat.

Menyambung pembahasan tentang cadangan beras, Amran menyatakan bahwa stok beras pemerintah saat ini mencapai 3,9 juta ton. Ia menilai jumlah tersebut cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan hingga akhir tahun. Dari total cadangan tersebut, sebesar 1 juta ton dialokasikan untuk program SPHP. Sementara itu, sisa cadangan sekitar 2,5 juta hingga 2,7 juta ton tetap dapat digunakan untuk menjaga ketahanan pangan nasional secara aman dan berkelanjutan.

Selain operasi pasar, Mentan juga melaporkan tentang program percepatan cetak sawah dan optimalisasi lahan. Program ini dianggap sebagai kunci untuk menjamin keberlanjutan swasembada pangan selama tiga tahun ke depan. Menurut Amran, jika program cetak sawah selesai, maka secara bertahap selama tiga tahun berturut-turut, swasembada pangan akan tercapai secara berkelanjutan.

Untuk tahun 2025, pemerintah menargetkan adanya sawah-sawah baru dengan luas total 225 ribu hektare yang telah berproduksi. Program ini, menurut Amran, berjalan baik dan telah dimulai di berbagai wilayah seperti Papua Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, hingga Sumatra Selatan.

Sementara itu, Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) melaporkan capaian bantuan pangan sebesar 360 ribu ton yang telah tersalurkan. Namun, ia menyebut bahwa program SPHP masih berjalan lambat. Rata-rata distribusi harian hanya mencapai 6 ribu ton. Target yang ditetapkan adalah 30 ribu ton per hari. Jika target ini tercapai dalam tempo satu sampai dua bulan, maka pasar akan dibanjiri oleh beras SPHP. Dengan demikian, jika terjadi kenaikan harga, pemerintah akan siap mengatasi dengan cepat.

Program SPHP ini sangat penting dalam menjaga stabilitas harga beras dan memastikan ketersediaan pangan yang cukup bagi masyarakat. Dengan kerja sama antara pemerintah dan berbagai instansi terkait, diharapkan kebijakan ini dapat berjalan efektif dan memberikan manfaat nyata bagi rakyat Indonesia.