
Kehadiran Akademisi Peter Berkowitz dalam Acara UI Mengundang Kontroversi
Kehadiran akademisi Peter Berkowitz dalam acara orientasi sistem akademik program pascasarjana Universitas Indonesia (UI) menimbulkan reaksi yang sangat luas. Berkowitz dikenal sebagai tokoh yang mendukung agenda Zionisme Israel, bahkan sering membenarkan agresi terhadap Palestina sebagai “hak membela diri”. Hal ini membuat banyak pihak bertanya-tanya mengapa sosok seperti ini diundang dalam forum akademik di kampus ternama Indonesia.
Rektor UI, Prof. Heri Hermansyah, mengakui adanya kelalaian dari pihak kampus dalam melakukan verifikasi latar belakang para pembicara. Menurutnya, tidak ada pemeriksaan mendalam mengenai keberpihakan atau pandangan politik dari para tamu undangan. Ia menyatakan bahwa hal ini merupakan kecolongan yang tidak disengaja.
Peran Gus Yahya dalam Polemik Ini
Polemik ini kemudian menarik perhatian publik terhadap nama KH Yahya Cholil Staquf atau lebih dikenal dengan sebutan Gus Yahya. Ia adalah Ketua Majelis Wali Amanah (MWA) UI periode 2024–2029 sekaligus Ketua Umum PBNU. Dugaan adanya kedekatan personal antara Gus Yahya dan Berkowitz mulai muncul.
Staf ahli PBNU era KH As’ad Said Ali, NM Saefur Rijal Ajib, menjelaskan bahwa hubungan keduanya sudah terjalin sejak lama. Menurut catatan nu.or.id (17 September 2024), Berkowitz pernah diundang oleh PBNU menjadi narasumber dalam acara Religion of Twenty (R20) pada November 2022. Bahkan, hanya sepekan sebelum acara UI, Berkowitz juga tampil sebagai pembicara dalam acara Akademi Kepemimpinan Nasional (AKN) NU.
Jaringan Global Gus Yahya
Menurut Gus Rijal, Gus Yahya memang dikenal memiliki jaringan internasional yang luas, terutama dengan tokoh-tokoh dari AS dan Eropa. Kiprahnya di tingkat global mulai menguat sejak 2011 melalui bantuan Charles Holland Taylor, CEO LibforAll Foundation. Taylor kini aktif di PBNU dan dikenal dengan nama H. Muhammad Cholil setelah menunaikan ibadah haji pada 2023.
Selain itu, Gus Yahya, Holland Taylor, dan Gus Yaqut (mantan Menteri Agama RI periode 2020–2024) juga tercatat sebagai figur penting dalam Center for Shared Civilizational Values (CSCV), lembaga yang menaungi AKN NU.
Dalam bukunya PBNU, Perjuangan Besar Nahdlatul Ulama, Gus Yahya mencatat pertemuannya dengan berbagai tokoh dunia, termasuk Presiden Joko Widodo hingga Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Belum Ada Penjelasan Resmi
Hingga saat ini, Gus Yahya belum memberikan pernyataan resmi terkait polemik berkaitan dengan kehadiran Berkowitz di UI. Namun, sorotan publik semakin tajam terhadap kedekatan tokoh NU ini dengan figur-figur yang sering dikaitkan dengan agenda Zionis.
Saat ditanya tentang kemungkinan adanya simpati terhadap Zionisme, Gus Rijal memilih untuk memberikan jawaban bernuansa peringatan moral. Ia mengingatkan, "Jangan kalian bersahabat dengan orang yang perilakunya tidak bisa membangkitkanmu dan ucapannya tidak bisa menunjukkanmu kepada kebenaran."
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!