Dipublikasikan pada, 25 Agustus -- 25 Agustus 2025 2:15 AM
SpaceX milik Elon Musk sedang bersiap untuk uji coba berikutnya dari roket Starship megaroketnya pada hari Minggu, setelah sejumlah kegagalan terbaru yang memicu beberapa pengamat untuk meragukan viabilitasnya.
Peluncur paling kuat di dunia akan lepas landas dari Starbase perusahaan di Texas selatan pada pukul 18.30 waktu setempat (2330 GMT) untuk penerbangannya yang kesepuluh.
Misi ini bertujuan untuk menjalani serangkaian uji coba pada tahap atas saat terbang setengah dunia sebelum mendarat di Samudra Hindia. Berbeda dengan upaya-upaya terbaru, SpaceX tidak akan mencoba menangkap tahap booster menggunakan lengan "sticks" raksasa menara peluncuran.
Starship merupakan inti dari ambisi Musk untuk menghuni Mars, sementara NASA mengandalkan versi yang dimodifikasi sebagai peluncur bulan Artemis untuk mengembalikan orang-orang Amerika ke Bulan. Namun, ketiga penerbangan uji sejauh ini pada tahun 2025 berakhir dengan ledakan pada tahap atas - dua kali dalam bentuk aliran api di kepulauan Karibia dan sekali setelah mencapai luar angkasa. Pada Juni, tahap atas lainnya meledak di tanah selama uji "static fire".
Etos "gagal cepat, belajar cepat" SpaceX telah lama diakui sebagai faktor yang berkontribusi pada catatan luar biasanya, memberikannya keunggulan global yang signifikan dalam peluncuran roket Falcon.
Tetapi kegagalan Starship telah menimbulkan keraguan apakah perusahaan dapat mengulangi kesuksesan itu dengan roket terbesar dan paling kuat dalam sejarah.
Dallas Kasaboski, seorang analis luar angkasa untuk perusahaan konsultan Analysys Mason, mengatakan kepada AFP bahwa kegagalan-kegagalan terbaru mulai menghilangkan kilau reputasi yang emas dari SpaceX.
Saya pikir ada banyak tekanan pada misi ini," katanya. "Kami telah menghadapi begitu banyak ujian dan belum terbukti andal - keberhasilannya belum melebihi kegagalannya.
Will Lockett, seorang insinyur mantan yang berubah menjadi komentator, melangkah lebih jauh dengan berargumen dalam newsletter Substack-nya bahwa ketiadaan uji coba beban berat menunjukkan "konsep Starship secara mendasar cacat."
Ia menambahkan: "SpaceX sedang membangun Starship yang lebih ringan dalam upaya meningkatkan muatan ke tingkat yang dapat digunakan, tetapi dengan demikian membuatnya jauh lebih lemah dari yang seharusnya" - yang menyebabkan kegagalan struktural yang terlihat selama uji coba terbaru.
Judul berita seperti "Apakah Starship Elon Musk Sudah Terancam?" di New York Magazine telah memperkuat pengawasan.
Musk telah mempertaruhkan masa depan perusahaan pada Starship, merencanakan untuk akhirnya pensiunkan generasi roket dan pesawat luar angkasa saat ini demi sistem yang baru.
Meskipun ujian kesepuluh berhasil, tantangan teknis yang menantang tetap ada—dari membuat sistem yang sepenuhnya dan cepat dapat digunakan kembali dengan biaya rendah hingga membuktikan bahwa sistem tersebut dapat mengisi ulang bahan bakar pendingin ekstrem di luar angkasa, yang merupakan prasyarat untuk misi ruang angkasa dalam.
Masih demikian, SpaceX terus bergerak maju, meningkatkan frekuensi peluncuran meskipun menghadapi kritik dari kelompok lingkungan tentang dampak ekologisnya, serta membangun fasilitas baru di Florida, termasuk tempat peluncuran dan pendaratan di Kennedy Space Center.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!