
Dipublikasikan pada, 25 Agustus -- 25 Agustus 2025 5:21 PM
Otoritas kesehatan Amerika Serikat telah menangguhkan izin vaksin Ixchiq, yang digunakan untuk melawan virus chikungunya yang ditularkan oleh nyamuk, setelah laporan mengenai efek samping serius pada beberapa pasien, termasuk individu lanjut usia. Vaksin ini, dikembangkan oleh perusahaan Prancis Valneva, sebelumnya telah disetujui oleh Administrasi Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) pada tahun 2023 tetapi kini sedang menjalani peninjauan ketat setelah kekhawatiran terbaru.
Valneva mengonfirmasi bahwa penangguhan FDA berlaku segera pada hari Jumat setelah empat kasus efek samping parah dilaporkan. Tiga kasus ini melibatkan pasien berusia antara 70 hingga 82 tahun, memunculkan pertanyaan tentang keamanan vaksin untuk kelompok usia lanjut. Keputusan ini diikuti oleh tinjauan sebelumnya oleh European Medicines terkait kekhawatiran kesehatan yang serupa.
Meskipun adanya penangguhan, Valneva menekankan komitmennya untuk tetap menjaga ketersediaan Ixchiq sebagai alat kesehatan global, dengan menekankan bahwa chikungunya masih merupakan ancaman yang meningkat secara global. Perusahaan menambahkan bahwa mereka masih mengevaluasi konsekuensi keuangan dari penangguhan tersebut, tetapi mencatat bahwa mereka tidak akan menyesuaikan panduan pendapatan mereka saat ini. Dalam semester pertama tahun ini, Ixchiq menghasilkan penjualan sebesar 7,5 juta euro (8,8 juta dolar AS).
Sanksi tersebut, namun, memicu reaksi pasar yang tajam, dengan saham Valneva anjlok lebih dari 26 persen dalam perdagangan awal di bursa saham Paris. Para analis mengatakan kepercayaan investor terguncang, terutama karena perusahaan ini mengandalkan pertumbuhan Ixchiq di pasar internasional. Namun, ahli-ahli mencatat bahwa penyebaran chikungunya secara global memastikan vaksin akan tetap memainkan peran penting dalam pengendalian penyakit jangka panjang.
Chikungunya terutama menyebar melalui nyamuk dan menyebabkan gejala yang mirip dengan demam berdarah dan Zika, termasuk demam tinggi dan pembengkakan sendi yang menyakitkan. Meskipun jarang menyebabkan kematian, penyakit ini dapat secara parah memengaruhi bayi, lansia, dan orang-orang dengan sistem imun yang lemah. Pejabat kesehatan masyarakat memperingatkan bahwa penyakit ini bisa menjadi ancaman pandemi karena perubahan iklim yang memperluas populasi nyamuk ke daerah baru.
Beberapa bulan yang lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan tanda-tanda peringatan yang mirip dengan wabah mengerikan dua dekade lalu, yang menyerang hampir setengah juta orang di berbagai benua. Eropa telah mencatat 27 wabah chikungunya pada tahun 2025, menciptakan rekor baru, dan para ahli khawatir lebih banyak lagi bisa mengikuti jika langkah pencegahan dan vaksin yang andal tidak segera diperkuat.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!