Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di SMA N 1 Banjarnegara
SMA Negeri 1 Banjarnegara menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Al Munawarrah, Banjarnegara, pada Jumat, 19 September 2025. Acara ini menjadi momen penting untuk memperkuat nilai-nilai keislaman dan meneladani akhlak mulia Nabi Muhammad SAW.
Dalam acara tersebut, hadir Ustadz KH. Achmad Syukron, LC., MA. Al Hafidz dari Pondok Pesantren PPTQ Roudhatul Quran, Wangon Banjarnegara. Seluruh siswa SMAN 1 Banjarnegara hadir dengan tertib dan disiplin, serta mengikuti pengajian hingga pukul 11.30 WIB. Mereka didampingi oleh guru wali kelas, sehingga suasana terasa lebih harmonis dan khusyuk.
Muhammad Farhan Pamudji, S.PdI, M.Pd., selaku koordinator kegiatan menjelaskan bahwa dalam kajian peringatan Maulid Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tahun 1447 H, fokusnya adalah pentingnya meneladani akhlak Rasulullah SAW. Hal ini sangat relevan bagi generasi Gen Z yang sedang berkembang.
Menurutnya, Ustadz KH. Achmad Syukron menyampaikan bahwa Gen Z saat ini harus meneladani sifat-sifat Rasulullah SAW dalam segala hal. Terutama dalam menuntut ilmu, harus disertai adab, menjaga hati, serta meneladani sifat jujur, sabar, rendah hati, dan peduli kepada sesama.
"Ketika seseorang memiliki akhlak yang baik dan ilmu yang benar, maka ia akan mampu meraih kesuksesan dunia dan akhirat," ujarnya.
Selain itu, ia juga menyampaikan kisah tentang ibu Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, yang dikenal sebagai sosok yang pasrah, tawakal, dan mendoakan anaknya agar menjadi pemimpin yang ahli ilmu dan soleh. Dari kisah ini, dijelaskan bahwa fondasi akhlak mulia dimulai dari kasih sayang, doa, dan pendidikan yang baik.
Ustadz KH. Achmad Syukron juga menyampaikan berbagai kisah keteladanan Rasulullah SAW dan sahabat-sahabatnya. Salah satunya adalah kisah keringat Nabi Muhammad SAW yang dijadikan minyak wangi, rambutnya yang menjadi sumber rahmat bagi Khalid bin Walid, hingga air rendaman jubahnya yang diyakini dapat menyembuhkan penyakit.
Dalam kesempatan ini, Kyai juga menekankan pentingnya teladan dari kehidupan sederhana Rasulullah SAW. Ia menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW diutus untuk menyempurnakan budi pekerti manusia, menjadi teladan yang nyata bagi umatnya.
"Sejarah mengingatkan kita untuk tidak sombong, menghormati orang tua, dan bersikap hormat kepada guru. Seperti yang dijelaskan Imam Syafi’i, anak durhaka adalah ketika anak merendahkan dan meremehkan orang tuanya," katanya.
Dari kisah sahabat Nabi SAW, Sayyid Muhammad bin Alawiyah Al Maliki, ia menekankan pentingnya belajar, menghafal, berdiskusi, menjaga hati, dan menghormati guru agar ilmu yang diperoleh berkah dan sikap adab yang santun. Contohnya, anak yang berjalan di depan orang tua tanpa izin.
Tidak ketinggalan, kisah Waisul Alkorni yang menggendong orang tuanya ke Mekah juga disampaikan. Dari kisah ini, dijelaskan bahwa ridho dan doa orang tua membawa keberkahan.
Di akhir penjelasannya, Ustadz KH. Achmad Syukron menekankan kembali bahwa bagi generasi muda, menuntut ilmu harus disertai adab, menjaga hati, dan meneladani sifat jujur, sabar, rendah hati, serta peduli kepada sesama. Dengan demikian, Gen Z akan mampu meraih kesuksesan dunia dan akhirat.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!