Maryam Abu Daqqa, Jurnalis Gaza yang Gugur dalam Liputan Serangan Israel

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Kehilangan Seorang Jurnalis di Tengah Konflik Gaza

Serangan udara Israel yang menghancurkan Kompleks Medis Nasser di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, menewaskan Maryam Abu Daqqa, seorang jurnalis foto yang dikenal dengan dedikasinya dalam meliput perang. Saat itu, Maryam sedang mencatat peristiwa pemboman dari gedung darurat rumah sakit tersebut. Dua serangan terjadi pada lantai empat dan lantai atas bangunan yang menjadi tempat berkumpul para jurnalis, pasien, serta petugas pemadam kebakaran. Empat jurnalis lainnya juga gugur bersama Maryam.

Menurut data Komite Perlindungan Jurnalis, jumlah jurnalis yang tewas dalam konflik ini sejak Oktober 2023 mendekati angka 200 orang. Angka ini menjadi korban terbesar dalam sejarah konflik modern.

Dedikasi yang Tak Pernah Berhenti

Maryam bergabung dengan Independent Arabia pada tahun 2020. Ia terus meliput operasi militer Israel di Gaza tanpa pernah absen sehari pun sejak perang meletus pada 7 Oktober 2023. Setiap hari, ia berangkat dengan membawa pelindung tubuh dan berpamitan kepada putra tunggalnya, Ghaith. Akhirnya, anaknya pindah ke Uni Emirat Arab, sementara Maryam memilih tetap tinggal di Gaza untuk menjalankan tugasnya sebagai jurnalis.

Meski kehilangan rumah dan peralatan kerjanya akibat perang, Maryam tetap melanjutkan dokumentasi karyanya. Fotonya mencakup pengungsian, kelaparan, kisah-kisah kemanusiaan, hingga pemboman udara dan serangan darat tentara Israel.

“Energinya tidak tertandingi dalam liputan media. Ia selalu hadir di setiap sudut dan setiap peristiwa,” kata Tahseen Al Astal, Wakil Ketua Serikat Jurnalis Palestina. Menurutnya, kepergian Maryam menjadi pukulan berat bagi komunitas jurnalis Gaza.

“Ia sangat dicintai rekan-rekannya. Semua mengakui bakat dan kegigihannya meskipun dalam tekanan. Ia adalah panutan,” tambahnya.

Luka yang Tidak Hanya Fisik

Maryam juga menghadapi cobaan pribadi di tengah konflik. Ibunya jatuh sakit parah dan meninggal di rumah sakit tanpa mendapatkan perawatan yang memadai. Kehilangan itu sangat memukul dirinya.

Dalam tugasnya, Maryam bahkan pernah dipaksa memotret jasad rekan-rekannya yang gugur. “Setiap kali saya memotret mereka, saya bertanya pada diri sendiri: apakah saya akan bernasib sama, ataukah saya selamat dari pembantaian ini?” kenangnya.

Keluarga Maryam merasa kehilangan mendalam. “Dia lembut, peka, selalu membantu tanpa mengharap balasan,” ujar kakaknya, Sadik. Ayahnya, Riad Abu Daqqa, tak kuasa menahan tangis saat memeluk jenazah Maryam. “Saya kehilangan putri yang paling berharga. Hidup saya terikat padanya. Ini kehilangan besar bagi kami dan bagi para jurnalis. Maryam adalah teladan kemanusiaan yang mulia,” ucapnya.

Diingat Selamanya

Para jurnalis di Gaza mengantar jenazah Maryam ke pemakaman dalam keheningan. Hanya air mata yang menyertai kepergiannya. Independent Arabia, Persatuan Jurnalis Palestina, serta komunitas media lebih luas menyebut Maryam sebagai sosok dengan kreativitas, dedikasi, dan kepekaan luar biasa.

“Saat kami mengucapkan selamat tinggal, kami menegaskan tekad untuk melanjutkan misi jurnalistik dengan independensi, imparsialitas, profesionalisme, dan keterampilan, sebagaimana yang dilakukan Maryam Abu Daqqa,” bunyi pernyataan bersama jurnalis Palestina.