
Sejarah dan Makna Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro
Lukisan yang menggambarkan peristiwa penangkapan Pangeran Diponegoro oleh pihak Belanda adalah salah satu karya seni yang paling ikonik dalam sejarah Indonesia. Lukisan ini menampilkan momen penting pada 28 Maret 1830, ketika Pangeran Diponegoro, salah satu tokoh utama perlawanan terhadap penjajahan, ditangkap di Magelang.
Lukisan ini dibuat oleh Raden Saleh, seorang pelukis ternama dari Indonesia. Dibuat pada tahun 1857, atau sekitar 27 tahun setelah peristiwa tersebut terjadi, lukisan ini menjadi bentuk perlawanan terhadap karya pelukis asal Belanda bernama Nicolas Pieneman. Pada tahun 1835, Nicolas Pieneman melukiskan peristiwa penangkapan Pangeran Diponegoro dengan wajah yang tampak pasif. Beberapa tahun kemudian, Raden Saleh menciptakan karyanya sendiri dengan berbagai perbedaan yang jelas.
Dalam karya Raden Saleh, wajah Pangeran Diponegoro terlihat lebih kuat dan penuh semangat. Selain itu, ia juga memperhatikan detail yang terdapat pada pakaian tradisional masyarakat saat itu, seperti batik. Ia juga memberikan representasi visual yang berbeda terhadap para penjajah Belanda, dengan membuat bentuk kepala mereka lebih besar untuk menunjukkan dominasi mereka.
Lukisan asli yang dibuat oleh Raden Saleh biasanya disimpan di Istana Kepresidenan dan tidak dapat dilihat secara umum. Namun, kini kamu bisa melihatnya secara langsung dalam pameran yang bertajuk "NYALA: 200 Tahun Perang Diponegoro". Pameran ini digelar di Gedung A Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, hingga tanggal 15 September 2025.
Pameran ini menampilkan berbagai karya seni yang berkaitan dengan Perang Diponegoro. Salah satu pemandu di Galeri Nasional Indonesia menyampaikan bahwa pameran ini akan terus berlangsung hingga akhir periode yang ditentukan.
Galeri Nasional Indonesia berlokasi di Jalan Medan Merdeka Timur Nomor 14, RT 6/ RW 1, Gambir, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat. Jika kamu ingin berkunjung, kamu dapat membeli tiket di loket yang terletak di sebelah kiri pintu masuk. Proses registrasi dilakukan menggunakan kode barcode, lalu pembayaran dilakukan sesuai jumlah tiket yang dipesan.
Harga tiket masuk pameran ini sudah termasuk tiket masuk ke kawasan Galeri Nasional Indonesia. Berikut rincian harga tiketnya:
- Anak (usia 3-12 tahun): Rp 25.000 per orang
- Dewasa (13-60 tahun): Rp 50.000 per orang
- Warga Negara Asing: Rp 100.000 per orang
- Anak usia kurang dari 3 tahun dan lansia di atas 60 tahun: gratis
Setelah membeli tiket, setiap pengunjung akan mendapatkan gelang sebagai tanda pengunjung. Selanjutnya, pengunjung diminta untuk menitipkan tas dan barang bawaan lainnya di loker yang tersedia. Setelah itu, pengunjung dapat langsung masuk ke Gedung A Galeri Nasional Indonesia dan melihat isi pameran.
Di setiap ruangan pameran, ada pemandu yang menjelaskan tentang benda-benda yang dipajang. Hal ini memastikan pengunjung tidak merasa bingung dengan makna dari pajangan yang ada. Pengunjung juga diperbolehkan untuk mendokumentasikan isi pameran, tetapi tidak diperkenankan menggunakan tripod atau menyalakan flash kamera.
Selain itu, pengunjung dilarang membawa makanan dan minuman ke dalam ruang pameran serta menyentuh pajangan yang dipamerkan. Aturan ini bertujuan untuk menjaga kebersihan dan keamanan dari karya seni yang dipamerkan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!