Kemenkeu Keluarkan Aturan Baru, Impor Mobil Listrik 0%!

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Pemerintah Berikan Tarif Bea Masuk Nol Persen untuk Impor Kendaraan Listrik Hingga 2025

Pemerintah Indonesia telah menetapkan tarif bea masuk sebesar 0% terhadap impor kendaraan motor listrik hingga akhir tahun 2025. Keputusan ini diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.62/2025 yang mengatur sistem klasifikasi barang dan pembebanan tarif bea masuk atas barang impor. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk mendorong pengembangan teknologi dan industri informasi teknologi di dalam negeri.

Keputusan ini dilakukan sebagai bagian dari upaya pemerintah dalam mendukung pertumbuhan industri otomotif, khususnya sektor kendaraan listrik. Dengan memberikan insentif berupa tarif bea masuk nol persen, pemerintah berharap dapat mempercepat adopsi kendaraan ramah lingkungan serta meningkatkan daya saing industri lokal.

Jenis Kendaraan yang Terkena Tarif Bea Masuk Nol Persen

Beberapa jenis kendaraan bermotor listrik yang akan dikenai tarif bea masuk nol persen antara lain:

  • Pos Tarif 8703.80.17: Kendaraan bermotor roda empat berjenis sedan.
  • Pos Tarif 8703.80.18: Mobil lainnya termasuk station wagon.
  • Pos Tarif 8703.80.19: Mobil sport dan lain-lain.
  • Pos Tarif HS 8703.80.97, 8703.80.98, 8703.80.99: Jenis mobil sama, tidak termasuk van.

Sebelumnya, kendaraan-kendaraan tersebut dikenakan tarif bea masuk sebesar 10% untuk pos tarif 8703.80.17, 8703.80.18, dan 8703.80.19. Sementara itu, untuk pos tarif HS 8703.80.97, 8703.80.98, dan 8703.80.99, tarif bea masuk sebelumnya mencapai 50%.

Syarat Mendapatkan Insentif

Untuk dapat memanfaatkan insentif tarif bea masuk nol persen, importir atau pelaku usaha harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain:

  • Perusahaan industri yang akan membangun manufaktur kendaraan bermotor listrik.
  • Perusahaan industri yang sudah melakukan investasi fasilitas manufaktur.
  • Perusahaan industri yang sudah melakukan investasi KBL (Kendaraan Bermotor Listrik) dalam rangka pengenalan produk baru.

Dengan adanya syarat-syarat ini, pemerintah berupaya memastikan bahwa insentif tersebut benar-benar digunakan untuk mendukung pengembangan industri dalam negeri.

Mulai Berlaku Sejak Awal Tahun 2025

Aturan ini ditandatangani pada 27 Agustus 2025 dan mulai berlaku pada 3 September 2025. Keberlakuan insentif ini akan berlangsung hingga tanggal 31 Desember 2025. Hal ini memberikan kesempatan bagi pelaku usaha untuk menyesuaikan diri dengan perubahan regulasi tersebut.

Dampak terhadap Industri Otomotif

Dengan adanya kebijakan ini, diharapkan industri otomotif di Indonesia akan lebih cepat bertransformasi menuju kendaraan listrik. Selain itu, kebijakan ini juga bisa menjadi langkah awal dalam memperkuat ekosistem industri kendaraan listrik di Tanah Air.

Selain itu, pemerintah juga berharap kebijakan ini dapat menarik minat investor untuk membangun pabrik kendaraan listrik di Indonesia, sehingga menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

Kesimpulan

Kebijakan pemerintah menetapkan tarif bea masuk nol persen untuk impor kendaraan motor listrik hingga akhir tahun 2025 merupakan langkah strategis dalam mendukung pengembangan industri otomotif dan teknologi hijau. Dengan adanya insentif ini, diharapkan dapat memacu inovasi dan pertumbuhan industri dalam negeri secara berkelanjutan.