Jejak Rempah yang Kini Jadi Rumah Buaya

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Sejarah yang Tersembunyi di Singkil Lama

Singkil Lama, sebuah kawasan yang terletak di sebelah barat Singkil, ibu kota Kabupaten Aceh Singkil, menyimpan banyak bukti sejarah yang masih bisa ditemukan hingga kini. Wilayah ini pernah menjadi pelabuhan penting yang menjadi tempat persinggahan kapal-kapal penjelajah dari berbagai bangsa, termasuk bangsa Fir’aun, Arab, Eropa, dan Asia Timur.

Banyak sisa-sisa kejayaan masa lalu masih tersimpan di kawasan ini. Mulai dari pecahan tembikar, sumur, perabot rumah tangga, hingga bata merah yang merupakan sisa reruntuhan bangunan. Benda-benda seperti guci, botol, pot bunga, dan piring anti basi juga masih utuh. Sisa peradaban ini dirawat oleh masyarakat Desa Ujung, Kecamatan Singkil.

Pada abad ke-19, kota pelabuhan ini mengalami badai besar yang menghancurkan sebagian besar wilayahnya. Akibatnya, penduduk yang tersisa memutuskan untuk pindah ke lokasi baru yang kemudian dikenal sebagai New Singkil atau Singkil Baru. Dalam peta-peta lama dari Portugis atau Belanda, wilayah ini sudah dikenal dengan nama New Singkel.

Setelah ditinggalkan, Singkil Lama berubah menjadi hutan rawa. Kondisi semakin parah setelah gempa tsunami Aceh-Nias pada 28 Maret 2005. Guncangan gempa berkekuatan 8,7 Skala Richter menyebabkan permukaan tanah turun, sehingga wilayah ini terendam air ketika laut pasang. Air laut masuk melalui muara Singkil Lama, yang dahulunya menjadi pintu masuk kapal saudagar dari berbagai belahan dunia.

Karena jarang dijamah manusia, kawasan ini menjadi habitat alami bagi buaya. Di dalam kawasan ini, puluhan buaya dalam berbagai ukuran dapat ditemukan berderet di antara tumbuhan bakau dan pohon nipah. Lingkungan rawa yang disesaki tumbuhan ini sangat cocok untuk perkembangbiakan buaya, karena terdapat banyak ikan yang menjadi mangsa mudah bagi mereka.

Singkil Lama terletak sekitar satu kilometer dari pemukiman penduduk Kayu Menang, Kecamatan Kuala Baru, yang berada di sisi barat muara. Dari Desa Pasar, Kecamatan Singkil menuju muara Singkil Lama dapat ditempuh dalam waktu 35 menit dengan menggunakan perahu mesin.

Sebagai salah satu pusat perdagangan dunia di masa lalu, Singkil Lama juga menjadi jalur rempah yang penting. Pada tahun 2022, tim arkeolog, sejarawan, dan antropolog dari Yayasan Warisan Aceh Nusantara (Wansa) melakukan penelitian di situs ini. Mereka bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Aceh serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh untuk melakukan ekskavasi dan observasi.

Hasil penelitian menunjukkan adanya penyebaran keramik, besi, logam, batu bata, dan genteng kuburan yang diperkirakan berasal dari abad ke-17 hingga awal abad ke-19. Temuan ini menjadi bukti bahwa Singkil Lama pernah menjadi pusat perdagangan yang vital.

Komoditas yang diperdagangkan pada masa itu adalah rempah-rempah seperti kapur barus, bunga lawang, dan kayu damar. Bahkan, dugaan kuat ada hubungan antara Singkil Lama dan Mesir Kuno, karena kapur barus digunakan sebagai pengawet jasad para Firaun. Meskipun hasil penelitian tidak secara langsung menyebut kehadiran bangsa Mesir, masyarakat setempat memiliki cerita yang menyebutkan bahwa para Firaun pernah datang ke Singkil Lama untuk mencari kapur barus.

Selain itu, komoditi rempah yang diperjualbelikan pada masa lalu masih ada hingga kini. Di Singkil Lama, situsnya masih lengkap, mulai dari bekas rumah penduduk, rumah pemimpin, kuburan, hingga benda-benda peninggalan lainnya.

Keberadaan warisan peradaban ini menarik minat wisatawan dan peneliti. Sayangnya, akses ke kawasan ini terbatas karena alur sungai yang tertutup semak belukar. Harapan besar adalah agar akses ini dapat dibuka, sehingga paket wisata petualangan dapat dikombinasikan dengan wisata sejarah.

“Sudah saatnya Singkil Lama bisa diakses lebih mudah. Turis sangat tertarik berkunjung ke sini,” kata Andang, pemandu lokal wisatawan asing.