
Mekanisme Pertahanan Diri untuk Mengelola Stres
Saat menghadapi tekanan atau stres, banyak orang cenderung merespons dengan cara yang tidak sehat, seperti marah-marah atau memaki. Namun, apakah cara tersebut benar-benar efektif dalam mengurangi rasa stres yang terus-menerus? Faktanya, mengatasi stres bukanlah hal mudah, dan setiap individu memiliki caranya sendiri. Namun, psikologi menawarkan pendekatan yang bisa membantu seseorang mengelola emosi secara lebih sehat.
Menurut teori Sigmund Freud, mekanisme pertahanan diri adalah respons alami yang muncul ketika seseorang merasa terancam, baik itu karena masalah pribadi, konflik, atau situasi tertentu. Meskipun mekanisme ini bersifat tidak sadar, ia bisa dilatih agar menjadi alat bantu dalam menghadapi tekanan.
Sebuah studi yang diterbitkan oleh Azizah dkk. (2024) dalam jurnal 'Mekanisme Pertahanan Diri Tokoh Zee Dalam Novel Insecure Karya Seplia' menjelaskan bahwa mekanisme ini berperan penting dalam menjaga harga diri, mengurangi tingkat stres, dan menciptakan keseimbangan emosional. Jika mekanisme ini tidak dioptimalkan, dampaknya bisa sangat buruk, termasuk isolasi sosial atau bahkan risiko bunuh diri.
Untuk mencegah hal tersebut, penting bagi kita untuk memahami dan memaksimalkan penggunaan mekanisme pertahanan diri. Berikut beberapa jenis mekanisme utama yang dikenal:
1. Proyeksi
Proyeksi adalah saat seseorang menyalahkan orang lain atas kesalahan yang ia lakukan. Misalnya, seseorang yang tidak sengaja mendorong nenek di kereta bisa menyalahkan temannya untuk melindungi dirinya dari tuduhan. Ini membuatnya merasa aman karena tidak ada yang menyalahkannya.
2. Represi
Represi adalah tindakan menekan perasaan negatif seperti marah, kecewa, atau sedih. Orang yang melakukan represi berusaha menghindari merasakan emosi-emosi tersebut agar tidak merasa terbebani.
3. Penyangkalan
Penyangkalan terjadi ketika seseorang menolak mengakui fakta yang tidak menyenangkan. Contohnya, seseorang yang menceraikan pasangannya karena marah tetap percaya bahwa keputusannya benar, meskipun orang lain melihatnya sebagai kesalahan. Ia menyangkal fakta untuk tetap merasa aman.
4. Rasionalisasi
Rasionalisasi adalah upaya mencari alasan logis untuk membenarkan kesalahan. Misalnya, seseorang yang mencuri roti di supermarket bisa membenarkan tindakannya dengan alasan ingin menghindari lapar. Tujuannya adalah memberikan rasa aman pada diri sendiri.
5. Perpindahan
Perpindahan adalah mengalihkan emosi negatif dari target aslinya ke target lain. Contohnya, ibu yang stres karena tidak dibantu suami bisa melampiaskan amarahnya kepada bayinya. Bayi menjadi target perpindahan karena dianggap "lebih aman" untuk dilemparkan emosi.
6. Regresi
Regresi adalah kembali ke perilaku tahap perkembangan yang lebih muda, seperti anak-anak. Saat tertekan, seseorang bisa menunjukkan reaksi seperti menangis atau marah-marah. Contohnya, seorang wanita 24 tahun yang tidak diberi keinginannya oleh pacarnya bisa menangis seperti balita. Reaksi ini memberikan rasa lega sementara.
7. Sublimasi
Sublimasi adalah mekanisme pertahanan diri yang paling kuat. Sublimasi mengubah respons negatif menjadi sesuatu yang positif dan dapat diterima secara sosial. Contohnya, seseorang yang stres karena pekerjaan bisa memilih berolahraga tinju daripada memukul istri. Olahraga ini membantu melepaskan stres tanpa merugikan orang lain.
Anna Freud, putri dari Sigmund Freud, menyatakan bahwa sublimasi adalah mekanisme terkuat dalam mengelola stres. Berbeda dengan mekanisme lain yang bersifat sementara, sublimasi bisa meredakan stres dalam jangka panjang. Hal ini karena sublimasi mengubah emosi negatif menjadi kebiasaan positif.
Untuk memaksimalkan sublimasi, Anda bisa mencoba hobi baru, membaca buku, berinteraksi dengan orang lain, atau berlibur. Dengan melatih otak untuk mencari solusi positif, Anda akan lebih tangguh dalam menghadapi tekanan.
Dengan memahami dan menggunakan mekanisme pertahanan diri secara tepat, stres tidak lagi menjadi ancaman yang mengganggu aktivitas harian. Terlebih lagi, jika Anda bisa mengoptimalkan sublimasi, Anda akan mampu melepaskan emosi tanpa menimbulkan masalah berkepanjangan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!