
Situs Megalitikum Gunung Padang, Warisan Budaya Purba yang Mengesankan
Situs Megalitikum Gunung Padang yang terletak di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menjadi salah satu lokasi purba yang menarik perhatian para peneliti dan pecinta sejarah. Dikenal sebagai piramida tangga tertua di Indonesia, situs ini menunjukkan keunikan dalam struktur batuannya serta tanda-tanda peradaban kuno yang masih menjadi misteri.
Batuan Vulkanik Unik yang Membentuk Struktur Situs
Menurut arkeolog dari Universitas Indonesia, Ali Akbar, situs Gunung Padang dibangun menggunakan material yang dikenal dengan istilah columnar joint. Batuan ini merupakan hasil dari aktivitas gunung berapi purba dan memiliki bentuk persegi lima yang sangat unik. Panjang dari batuan tersebut bisa mencapai hingga 100 meter.
“Batuan persegi lima ini dipotong sesuai ukuran yang diinginkan. Setelah itu, potongan-potongan tersebut disusun secara rapi untuk membentuk anak tangga, pilar-pilar, pembatas dinding, maupun teras-teras,” jelas Ali.
Batuan-batuan yang digunakan berasal dari bukit-bukit di sekitar kawasan Gunung Padang. Hasil survei terbaru menemukan singkapan batuan di Pasir Pogor, yang berada sejauh 5 kilometer dari zona inti situs. Lokasi ini menjadi sumber utama material yang digunakan dalam pembangunan situs.
Dugaan Sebagai Tempat Peribadatan Zaman Dahulu
Ali menduga bahwa situs ini pernah digunakan sebagai tempat peribadatan oleh masyarakat zaman dahulu. Struktur bangunan yang menyerupai piramida bertingkat dan berteras memberi petunjuk bahwa di bagian teras-terasnya mungkin ada bentukan bangunan lain seperti tiang dan atap.
“Kami akan coba merekonstruksi bentuk asli situs ini agar lebih jelas mengenai fungsinya,” ujarnya.
Penemuan berbagai artefak seperti gerabah, tembikar, pisau, dan logam juga memperkuat dugaan bahwa situs ini adalah hasil dari peradaban manusia, bukan sekadar fenomena alam. Hasil riset sebelumnya menyimpulkan bahwa Gunung Padang adalah karya budaya manusia.
Struktur Batu Berlapis dan Kebudayaan yang Berbeda
Dalam proses ekskavasi yang dilakukan pada kedalaman 4 hingga 10 meter, tim peneliti menemukan struktur batuan berlapis. Susunan ini menunjukkan bahwa lokasi ini pernah digunakan oleh berbagai kelompok masyarakat dalam periode waktu yang berbeda.
“Setiap lapisan batuan ini melambangkan lapisan-lapisan kebudayaan yang pernah menggunakan tempat ini,” kata Ali.
Sebagai ketua tim kajian pemugaran Situs Gunung Padang yang ditunjuk pemerintah, Ali memiliki harapan besar terhadap kelanjutan penelitian. Ia berharap dapat mengungkap fakta-fakta baru mengenai situs purba ini serta mengungkap kebenaran sejarah yang selama ini menjadi perdebatan.
Tantangan dan Peluang dalam Penelitian
Meski telah banyak penemuan yang mengungkap keunikan situs ini, masih banyak hal yang belum terpecahkan. Mulai dari asal usul pembangunan, fungsi utama situs, hingga hubungan dengan peradaban lain di wilayah Nusantara. Penelitian yang dilakukan tidak hanya melibatkan arkeolog tetapi juga ilmuwan dari berbagai bidang.
Dengan teknologi modern dan pendekatan multidisiplin, para peneliti berharap dapat menjawab berbagai pertanyaan yang masih terbuka. Proses pemugaran dan eksplorasi lanjutan akan terus dilakukan untuk menjaga keberlanjutan situs ini sebagai warisan budaya yang penting.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!