Ini Dia Guru Bahasa Inggris di Balik Video Zara Disiksa di Mesin Cuci, Ternyata untuk Konten

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Ini Dia Guru Bahasa Inggris di Balik Video Zara Disiksa di Mesin Cuci, Ternyata untuk Konten

Terungkapnya Video Viral Zara Qairina Mahathir yang Dibully Masuk Mesin Cuci

Video viral yang menampilkan Zara Qairina Mahathir (13) dibully hingga dimasukkan ke dalam mesin cuci akhirnya terungkap sebagai upaya untuk membuat konten. Sosok di balik pembuatan video tersebut ternyata adalah seorang guru bahasa Inggris, yang kini harus berurusan dengan hukum karena perbuatannya.

Kejadian ini awalnya membuat banyak orang khawatir dan mengira bahwa Zara meninggal akibat disiksa di dalam mesin cuci. Namun, setelah dilakukan penyelidikan lebih lanjut, diketahui bahwa video tersebut hanya sekadar konten untuk media sosial. Guru tersebut akhirnya mengakui bahwa ia membuat video itu hanya demi mendapatkan likes dan followers.

Sosok Guru Bahasa Inggris yang Diduga Menyebar Berita Hoaks

Guru tersebut bernama Siti Hajar Aflah Sharuddin (39), yang bekerja di sebuah sekolah menengah di Malaysia. Ia resmi didakwa di pengadilan setelah dituduh menyebarkan berita hoaks terkait kematian Zara Qairina Mahathir. Zara merupakan siswi Sekolah Menengah Kebangsaan Agama (SMKA) Tun Datu Mustapha di Papar, Sabah, Malaysia.

Kasus kematian Zara sempat menggemparkan publik Malaysia dan dunia maya. Ia ditemukan dalam kondisi tidak sadarkan diri di dekat saluran pembuangan atau selokan asrama sekolahnya pada 16 Juli 2025. Setelah dirawat intensif di Rumah Sakit Queen Elizabeth I, Kota Kinabalu, Zara dinyatakan meninggal dunia akibat cedera otak parah dan patah tulang.

Menurut laporan dari beberapa sumber, Siti Hajar mengaku menyebar kabar bahwa Zara tewas setelah dimasukkan ke dalam mesin cuci. Ia menyampaikan informasi tersebut melalui akun TikTok miliknya, @SHA_Abrienda. Menurut pihak berwenang, ia mendapat informasi tersebut dari seorang anggota polisi saat berada di Bandara Internasional Kuala Lumpur pada pukul 01.20 dini hari, 6 Agustus 2025 lalu.

Penyelidikan Kasus Kematian Zara Qairina

Penyelidikan atas kasus kematian Zara fokus pada tiga elemen utama: intimidasi, pengabaian, dan pelecehan seksual. Menteri Dalam Negeri Malaysia, Datuk Seri Saifuddin Nasution Ismail, menyampaikan hal ini dalam keterangan resminya di Dewan Rakyat, Selasa (20/8/2025).

Menurut Saifuddin, kepolisian telah menyerahkan seluruh dokumen penyelidikan kepada Kamar Jaksa Agung (AGC) setelah melakukan pemeriksaan menyeluruh, termasuk pengambilan keterangan dari 195 saksi. Ia juga menegaskan bahwa pihak sekolah dinilai gagal menangani keluhan Zara secara memadai, meskipun ia pernah mengajukan keluhan resmi.

Selain itu, dugaan pelecehan seksual juga menjadi salah satu fokus penting dalam proses penyelidikan. Saifuddin menegaskan bahwa keputusan mengenai langkah hukum selanjutnya kini berada di tangan AGC.

Lima Gadis Remaja Dianggap 'Pembully' Zara Qairina

Sebanyak lima gadis remaja dianggap sebagai pembully yang menyebabkan kematian Zara. Jaksa Agung Malaysia, Tan Sri Mohd Dusuki Mokhtar, mengatakan bahwa lima remaja tersebut akan didakwa pada Rabu 20 Agustus 2025, terkait dugaan pembullyan atau perundungan dalam kasus kematian tragis Zara.

Awalnya, kasus ini diklasifikasikan sebagai kematian mendadak akibat terjatuh. Namun, arah penyelidikan mulai berubah ketika muncul sebuah klip audio berdurasi 44 detik di internet. Dalam rekaman tersebut, yang telah diverifikasi oleh pengacara keluarga, terdengar suara Zara menangis sambil berbicara dengan sang ibu, Noraidah Lamat (43), tentang seorang kakak kelas yang ia sebut sebagai "Kak M".

Jaksa Agung Mohd Dusuki mengungkapkan bahwa kelima remaja yang akan didakwa berusia di bawah 18 tahun, dan proses hukum akan dilangsungkan di Pengadilan Remaja Kota Kinabalu, Malaysia. Mereka akan dijerat dengan Bagian 507C(1) KUHP Malaysia, yakni pelanggaran terkait komunikasi yang mengancam, kasar, atau menghina.

Pentingnya Memverifikasi Informasi

Kasus kematian Zara Qairina Mahathir menyita perhatian publik Malaysia dan memicu desakan agar pemerintah lebih tegas dalam menangani kasus bullying, pengabaian, maupun pelecehan seksual di lingkungan sekolah. Ini tentu saja menjadi pelajaran bagi kita semua. Jangan mudah percaya pada video atau berita yang bombastis. Sebaiknya lakukan kroscek atas berita atau informasi yang didapatkan.