
Kinerja Pasar Saham Selama Pekan Ini
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan sebesar 0,50 persen selama pekan ini, yaitu dari level 7.898,375 pada pekan lalu menjadi 7.858,851. Hal ini menunjukkan adanya tekanan di pasar saham yang terjadi dalam seminggu terakhir.
Kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) juga mengalami penurunan sebesar 0,81 persen, yaitu turun menjadi Rp 14.131 triliun dari Rp 14.247 triliun pada penutupan pekan sebelumnya. Penurunan ini mencerminkan sentimen pasar yang cenderung negatif meskipun ada peningkatan frekuensi transaksi harian.
Peningkatan Frekuensi dan Volume Transaksi
Meski IHSG dan kapitalisasi pasar mengalami penurunan, terdapat peningkatan signifikan dalam frekuensi dan volume transaksi. Rata-rata frekuensi transaksi harian naik sebesar 1,98 persen, mencapai 2,12 juta kali transaksi dari 2,08 juta kali transaksi pada pekan lalu.
Sementara itu, rata-rata volume transaksi harian Bursa meningkat sebesar 10,00 persen, yaitu dari 35,88 miliar lembar saham menjadi 39,47 miliar lembar saham. Peningkatan ini menunjukkan adanya aktivitas perdagangan yang lebih tinggi meskipun tren harga saham secara keseluruhan menurun.
Pergerakan Investor Asing
Investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp 424,57 miliar selama pekan ini. Namun, nilai jual bersih investor asing mencapai Rp 52,441 triliun, menunjukkan bahwa investor asing lebih banyak menjual saham daripada membeli.
Pergerakan ini bisa menjadi indikator perubahan strategi investor asing terhadap pasar modal Indonesia, khususnya dalam menghadapi situasi ekonomi dan politik yang sedang berlangsung.
Pengembangan Sektor Obligasi dan Sukuk
Selama tahun 2025, total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sebanyak 119 emisi dari 66 emiten dengan nilai total sebesar Rp 135,87 triliun. Dengan pencatatan ini, jumlah total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI mencapai 650 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp 519,80 triliun dan USD 117,27 juta, yang diterbitkan oleh 139 emiten.
Pengembangan sektor obligasi dan sukuk ini menunjukkan pertumbuhan yang pesat di pasar modal Indonesia, terutama dalam penggunaan instrumen keuangan yang lebih fleksibel dan aman bagi para penerbit maupun investor.
Surat Berharga Negara dan Efek Beragun Aset
Di samping obligasi dan sukuk, Surat Berharga Negara (SBN) yang tercatat di BEI mencapai 194 seri dengan nilai nominal sebesar Rp 6.221,26 triliun dan USD 502,10 juta. SBN tetap menjadi salah satu instrumen investasi utama bagi masyarakat dan institusi keuangan.
Selain itu, terdapat 7 emisi efek beragun aset (EBA) yang telah tercatat di BEI dengan nilai sebesar Rp 2,13 triliun. EBA ini memberikan alternatif investasi yang beragam dan dapat memberikan keuntungan tambahan bagi para pemodal.
Dengan berbagai perkembangan di pasar modal, BEI terus berupaya untuk meningkatkan transparansi, likuiditas, serta stabilitas pasar. Hal ini penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional melalui pengembangan sektor keuangan yang lebih kuat dan berkelanjutan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!