Harga Batu Bara Naik Lagi Akibat China

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Harga Batu Bara Kembali Meningkat Setelah Runtuh Selama 11 Hari

Harga batu bara akhirnya mengalami kenaikan setelah sebelumnya mengalami penurunan selama 11 hari berturut-turut. Pada perdagangan kemarin, Senin (18/8/2025), harga batu bara ditutup di level US$ 109,75 per ton, naik sebesar 0,59% dibandingkan hari sebelumnya. Kenaikan ini menjadi angka positif yang memecahkan rekor buruk dari harga batu bara yang tidak pernah mampu menguat dalam periode tersebut.

Sebelumnya, harga batu bara mencatat penurunan sebesar 7,1% dalam 11 hari terakhir. Dalam kurun waktu tersebut, harga turun sebanyak 10 kali dan hanya stagnan pada satu hari. Kondisi ini menjadi yang terburuk sejak November 2024, menunjukkan tekanan besar terhadap pasar batu bara.

Kenaikan harga ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kabar baik dari China. Menurut laporan dari sxcoal.com, kenaikan harga batu bara termal di pelabuhan China masih berlanjut, meskipun laju kenaikannya melambat menjelang akhir pekan. Hal ini disebabkan oleh permintaan yang lemah dan tingkat penerimaan harga yang rendah dari pembeli. Sejumlah pihak mulai menunjukkan resistensi terhadap kenaikan harga yang terus-menerus.

Lambatnya kenaikan harga di China mencerminkan frustrasi pasar. Meski harga tetap naik, semakin banyak pembeli yang mulai menolak kenaikan harga, sehingga lonjakan harga tidak berjalan seperti biasanya. Hal ini menunjukkan bahwa permintaan pasar sedang mengalami perubahan.

Menurut data dari Reuters, faktor struktural seperti pasokan domestik yang kuat dan tren energi bersih memberikan dampak negatif terhadap permintaan impor batu bara. Akibatnya, harga batu bara semakin tertekan. Namun, meskipun harga masih meningkat, para pembeli mulai menunjukkan perlawanan karena mereka menghadapi pasokan yang cukup dari dalam negeri serta fokus pada pengembangan energi terbarukan.

Beberapa langkah pemerintah juga menjadi sorotan, termasuk inspeksi tambang yang dilakukan oleh otoritas nasional. Langkah ini bisa berdampak signifikan terhadap harga ke depan. Sebelumnya, pasokan batu bara di beberapa wilayah mengalami ketegangan akibat gangguan distribusi dari daerah penghasil utama seperti Shanxi, Shaanxi, dan Inner Mongolia.

Selain itu, cuaca ekstrem atau pembatasan tambang demi keselamatan kerja juga turut memengaruhi harga batu bara. Di samping itu, adanya peningkatan permintaan listrik akibat musim panas (pendingin udara) atau musim dingin (pemanas) juga berkontribusi pada stabilisasi harga.

Dengan berbagai faktor yang saling memengaruhi, harga batu bara kembali menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Meskipun ada tekanan dari permintaan yang melemah dan pergeseran ke energi terbarukan, kondisi pasar mulai menunjukkan perbaikan. Perkembangan ini menunjukkan bahwa harga batu bara akan terus mengalami fluktuasi, namun dengan potensi kenaikan jika kondisi pasar terus membaik.