Gorontalo Jadi Contoh Wisata Ramah Muslim, Pertama Diakui IMTI

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Gorontalo Jadi Contoh Wisata Ramah Muslim, Pertama Diakui IMTI

Gorontalo Jadi Provinsi Percontohan dalam Program IMTI

Gorontalo kini menjadi salah satu provinsi percontohan dalam program Indonesia Muslim Travel Index (IMTI). Penetapan ini dilakukan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI, bekerja sama dengan Bank Indonesia serta sejumlah mitra strategis. Program ini bertujuan untuk memastikan setiap destinasi wisata menyediakan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan wisatawan muslim.

IMTI memiliki beberapa aspek penilaian penting, yaitu:

  • Ketersediaan tempat ibadah seperti musala atau masjid.
  • Informasi yang jelas mengenai arah kiblat di hotel atau tempat penginapan.
  • Penyediaan makanan dan minuman yang sudah memiliki sertifikat halal.
  • Layanan lain yang mendukung kenyamanan wisatawan muslim.

Selama dua hari, tim IMTI melakukan visitasi ke beberapa destinasi wisata unggulan Gorontalo. Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf RI, Heriyanto, menyatakan bahwa Gorontalo kini masuk dalam daftar 15 provinsi percontohan pariwisata ramah muslim.

“Ini adalah pertama kalinya Gorontalo menjadi percontohan. Program ini akan menjadi model untuk pengembangan segmen pariwisata ramah muslim ke depannya,” ujar Heriyanto saat diwawancarai.

Menurut Heriyanto, potensi wisata ramah muslim sangat besar. Berdasarkan data Global Muslim Travel Index (GMTI), jumlah wisatawan muslim di seluruh dunia mencapai dua miliar orang. Indonesia pernah menempati peringkat pertama dunia pada 2023–2024, setara dengan Malaysia. Namun, posisi Indonesia saat ini turun ke peringkat kelima bersama Qatar.

Peringkat teratas ditempati oleh Arab Saudi, Turki, Uni Emirat Arab, dan Malaysia. Untuk mengejar ketertinggalan ini, pemerintah pusat kini berfokus pada penguatan destinasi-destinasi di daerah, termasuk Gorontalo.

“Gorontalo menjadi bagian penting dari upaya penguatan pariwisata ramah muslim di Indonesia secara keseluruhan,” tegasnya.

Selama berada di Gorontalo, tim Kemenparekraf mengunjungi beberapa tempat populer, seperti destinasi Hiu Paus Botubarani, Benteng Otanaha, dan Danau Perintis. Kunjungan ini bertujuan untuk menilai kesiapan fasilitas yang sesuai dengan standar wisata ramah muslim, mulai dari ketersediaan musala, petunjuk arah kiblat di hotel, hingga pilihan makanan halal.

Heriyanto menjelaskan bahwa konsep wisata ramah muslim tidak boleh dipahami sebagai pemisahan antara wisatawan muslim dan nonmuslim. “Pariwisata muslim pada dasarnya adalah bagaimana kita meningkatkan pelayanan agar wisatawan muslim merasa nyaman dan mudah mendapatkan layanan yang mereka butuhkan,” jelasnya.

Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga (Disparpora) Kota Gorontalo, Zamronie Agus, menyambut baik inisiatif ini. Menurutnya, Gorontalo sudah memiliki modal kuat untuk mengembangkan wisata ramah muslim. “Ini menunjukkan bahwa kita sudah punya modal dasar. Selain itu, lebih dari 97 persen penduduk di Kota Gorontalo adalah muslim,” katanya.

Ia menambahkan, Kota Gorontalo memiliki 357 masjid di wilayah seluas 7.020 hektare, belum termasuk musala yang ada di perkantoran atau tempat umum lainnya. Dengan modal religiusitas masyarakat yang kuat, Zamronie optimis pariwisata ramah muslim mudah diimplementasikan.

“Kami juga sudah melaporkan hal ini kepada Wali Kota dan beliau sangat mendukung. Kami akan segera mengeluarkan surat edaran kepada hotel dan restoran untuk menerapkan variabel penilaian wisata ramah muslim,” pungkas Zamronie.

Sebagai tindak lanjut, Kemenparekraf berencana menghadirkan Wakil Menteri Pariwisata, Nilu Puspa, ke Gorontalo pada awal September mendatang dalam acara Festival Karawo. Pada kesempatan tersebut, para pemangku kepentingan akan diajak berdiskusi lebih lanjut mengenai strategi penguatan pariwisata ramah muslim.