Gerbong Perokok Dianggap Tak Prioritas, Gibran Usulkan Ruang Laktasi dan Toilet Lebih Luas

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Wacana Gerbong Khusus Perokok di Kereta Api Mengundang Perdebatan

Wacana mengenai adanya gerbong khusus perokok di kereta api telah menjadi topik yang menarik perhatian publik. Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, menyampaikan pandangan terkait isu ini, menilai bahwa ada kelompok lain yang lebih membutuhkan perhatian, seperti ibu hamil, balita, lansia, hingga penyandang disabilitas.

“Jika ada ruang fiskal, menurut saya pribadi, lebih baik diprioritaskan untuk ibu hamil, ibu menyusui, balita, lansia, dan kaum difabel,” ujar Gibran saat berada di Stasiun Solo Balapan, Surakarta, Minggu (24/8/2025). Ia menekankan bahwa fasilitas tambahan seperti ruang laktasi atau toilet yang lebih luas akan jauh lebih bermanfaat bagi masyarakat.

“Jadi misalnya ada ruang laktasi di gerbongnya, mungkin toiletnya, kamar mandinya bisa dilebarkan sehingga ibu-ibu bisa mengganti popok bayi dengan lebih nyaman. Saya kira itu lebih prioritas,” tambahnya. Menurut Gibran, kebutuhan dasar masyarakat yang lebih rentan sebaiknya menjadi fokus utama dalam pengembangan transportasi umum.

Usulan Tak Sejalan dengan Program Presiden

Gibran juga menegaskan bahwa usulan pembuatan gerbong khusus perokok kurang selaras dengan program Presiden Prabowo Subianto yang berfokus pada peningkatan layanan kesehatan. “Untuk Bapak-Ibu anggota DPR yang terhormat, saya mohon maaf, masukannya kurang sinkron dengan program dari Bapak Presiden,” kata Gibran.

Ia merujuk pada regulasi yang sudah ditetapkan, termasuk UU Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, PP Nomor 28 Tahun 2024, dan SE Nomor 29 Tahun 2014 yang menetapkan transportasi umum sebagai kawasan bebas rokok. Dengan demikian, usulan tersebut dinilai tidak sesuai dengan arahan pemerintah dalam menjaga kesehatan masyarakat.

KAI dan Pemerintah Tegas Menolak

Sebelumnya, Anggota Komisi VI DPR, Nasim Khan, mengusulkan agar PT Kereta Api Indonesia (KAI) menyediakan gerbong khusus perokok dengan alasan perjalanan jarak jauh sering ditempuh hingga delapan jam. Namun, KAI secara tegas menolak usulan tersebut.

“Kami selalu memastikan perjalanan kereta api memberikan kenyamanan maksimal bagi pelanggan, termasuk udara yang bersih dan sehat,” ujar VP Public Relations KAI, Anne Purba, kepada media.

Sikap serupa juga disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Menurutnya, pemerintah lebih fokus memperkuat konektivitas transportasi antarwilayah. “Kayaknya masih banyak hal yang lebih penting untuk saya respons. Yang jelas konektivitas harus kita perkuat, baik darat, laut, udara, maupun kereta api,” ujar AHY.

Fokus pada Transportasi Inklusif

AHY menambahkan bahwa roadmap transportasi nasional harus lebih terjangkau dan inklusif bagi semua lapisan masyarakat. Ia menekankan pentingnya konsep Transit Oriented Development (TOD) yang mendukung mobilitas berkelanjutan sekaligus mengurangi emisi karbon.

“Semakin mengurangi carbon footprint, pengurangan emisi ataupun CO2 ini juga menjadi target yang harus kita kawal bersama-sama,” ujar AHY. Dengan pendekatan ini, pemerintah berkomitmen untuk menciptakan sistem transportasi yang ramah lingkungan dan dapat diakses oleh semua kalangan.