
Generasi Alpha dan Dunia Digital yang Berbeda
Generasi Alpha, yaitu anak-anak yang lahir antara tahun 2010 hingga 2025, kini memiliki dunia digital sendiri. Tidak seperti generasi sebelumnya yang lebih akrab dengan media sosial konvensional seperti Facebook atau Instagram, Gen Alpha lebih memilih platform game seperti Roblox dan Minecraft sebagai tempat bermain, bersosialisasi, dan bereksplorasi.
Dalam laporan Newzoo CI Games & Esports 2022, disebutkan bahwa Gen Alpha semakin memanfaatkan game sebagai wadah interaksi sosial dan ekspresi diri, bukan hanya sekadar hiburan. Hal ini menunjukkan pergeseran dalam cara mereka menghabiskan waktu luang. Diketahui bahwa sekitar 21 persen dari waktu luang Gen Alpha dihabiskan untuk bermain game, angka yang lebih tinggi dibanding jenis media hiburan lainnya.
Perbedaan Pengalaman Digital
Cara Gen Alpha memandang pengalaman digital berbeda dengan orang dewasa. Studi Zeitgeist menemukan bahwa 82 persen gamer dewasa lebih nyaman tampil atau bermain sebagai diri mereka sendiri di dunia daring. Namun, anak-anak justru lebih antusias memainkan peran lain. Sekitar 29 persen dari mereka mengaku senang bermain game sebagai sosok berbeda, dan angkanya meningkat hingga sepertiga di kalangan pengguna Roblox dan Minecraft.
Hal ini tidak lepas dari fitur utama kedua platform tersebut yang memberi kebebasan berkreasi dan berekspresi. Kekuatan besar Roblox dan Minecraft terletak pada konten buatan pengguna (user-generated content/UGC). Di sini, anak-anak bisa mendesain avatar, membuat rumah, kota, hingga dunia virtual sesuai imajinasi mereka.
Contoh Kreativitas di Game
Contohnya, seorang kidfluencer bernama Sofia LaBarbera menjadikan Roblox sebagai latihan menuju cita-cita sebagai arsitektur. Ia telah membangun sebuah kota di game Bloxburg, lengkap dengan detail desain interior dan tata kota. Survei terbaru menunjukkan bahwa lebih dari separuh remaja pemain Minecraft dan Roblox menyebut diri mereka kreatif dan siap berbagi ide di dunia digital.
Peran Game sebagai Tempat Bersosialisasi
Di tengah maraknya iklan dan promosi di media sosial tradisional, Gen Alpha lebih memilih hangout atau nongkrong secara virtual di dalam game. Menurut laporan, 58 persen Gen Z dan Gen Alpha sering berkumpul di dunia game meski tidak sedang aktif bermain. Di Roblox, pengguna harian menghabiskan rata-rata 2,4 jam per hari, serta mengirim lebih dari 2,5 miliar pesan chat tiap harinya.
Ini membuat Roblox disebut sebagai salah satu ekosistem digital paling sosial di dunia. Anak-anak tidak hanya bermain, tetapi juga melakukan interaksi sosial yang intens dan terus-menerus.
Peluang bagi Brand
Fenomena ini juga menarik perhatian sejumlah perusahaan besar. Nike, Vans, hingga berbagai brand hiburan kini gencar menghadirkan dunia virtual khusus di Roblox untuk menjangkau pasar dari generasi muda. Data Newzoo menunjukkan bahwa sekitar 57 persen Gen Z dan 59 persen Gen Alpha menemukan merek baru saat bermain game. Bahkan, hampir setengah dari mereka mengaku pernah melakukan pembelian barang dari sebuah merek setelah melihat rekomendasi dari streamer favorit mereka.
Artinya, platform seperti Roblox dan Minecraft tidak lagi sekadar wadah hiburan, melainkan pintu baru bagi brand untuk membangun kedekatan sekaligus hubungan jangka panjang dengan konsumen masa depan. Dengan demikian, Gen Alpha tidak hanya menjadi pengguna game, tetapi juga bagian penting dari ekosistem digital yang dinamis dan penuh peluang.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!