
Penelitian dan Konservasi di Taman Nasional Lorentz
PT Freeport Indonesia (PTFI) telah melakukan survei yang sangat komprehensif terhadap berbagai jenis makhluk hidup sejak tahun 1994. Survei ini mencakup vegetasi, mamalia, burung, amfibi, reptil, ikan air tawar dan muara, serta serangga baik air maupun darat. Hasil dari penelitian tersebut memberikan kontribusi besar dalam pengembangan ilmu pengetahuan tentang keanekaragaman hayati di kawasan Taman Nasional Lorentz, Papua.
Sampai saat ini, PTFI telah membantu menerbitkan lebih dari 130 spesies baru di area tersebut. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran perusahaan dalam menjaga dan mempelajari ekosistem yang kaya akan keanekaragaman hayati.
Penemuan Spesies Baru
Koordinator Fauna Biodiversity PT Freeport Indonesia (PTFI), Kukuh Indra Kusuma, menyampaikan bahwa program penelitian keanekaragaman hayati PTFI telah berhasil menemukan berbagai spesies baru. Di antaranya adalah 50 spesies serangga, 29 spesies tanaman, 21 spesies kepiting, dan 2 spesies ikan. Selain itu, hasil riset bersama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan Museum Australia Selatan juga mengungkapkan adanya spesies baru katak pohon hijau besar di Kabupaten Mimika, Papua Tengah. Spesies ini termasuk dalam famili Pelodryadidae dan ditemukan setelah 15 tahun riset yang berakhir pada tahun 2021.
Menurut Kukuh, meskipun tingkat keanekaragaman hayati di Papua sangat tinggi, masih kurangnya jumlah riset yang dilakukan membuat banyak spesies belum diketahui secara lengkap. Hingga saat ini, PTFI telah menerbitkan lebih dari 50 publikasi ilmiah yang berkaitan dengan keanekaragaman hayati di wilayah Papua.
Kawasan Operasional dan Ekosistem
PTFI memiliki kawasan operasional yang mencakup luas wilayah dari pantai hingga pegunungan, dengan jarak lebih dari 75 mil. Wilayah ini meliputi 14 titik ekosistem yang berbeda-beda. Jenis-jenis ekosistem yang terdapat di kawasan PTFI antara lain hutan, mangrove, hutan rawa, hutan hujan, hutan padang rumput, hutan pegunungan, hutan sub-alpine, dan sistem hutan alpine di dataran tinggi.
Pengawasan dan Ancaman Terhadap Satwa Endemik
Dalam rangka menjaga keanekaragaman hayati, PTFI melakukan pemantauan terhadap keanekaragaman hayati di Taman Nasional Lorentz dengan lebih dari 200 unit monitoring per tahun. Dari hasil pemantauan tersebut diketahui bahwa satwa endemik di Papua menghadapi ancaman perdagangan ilegal. Kukuh menyebutkan bahwa hampir setiap tahun terjadi penangkapan satwa endemik.
Upaya Konservasi Lingkungan
Untuk menjaga keberlanjutan ekosistem dan melindungi satwa endemik, PTFI telah melakukan pelepasliaran sekitar 55 ribu satwa endemik hingga tahun 2023. Dari jumlah tersebut, lebih dari 50 ribu kura-kura moncong babi dilepasliarkan. Langkah ini merupakan bagian dari upaya konservasi yang dilakukan oleh PTFI, sebagaimana dilaporkan dalam Laporan Keberlanjutan PTFI 2024.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!