
Peningkatan Transaksi Lintas Batas dengan Jepang
Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa nilai transaksi lintas negara yang menggunakan mata uang lokal atau local currency transaction (LCT) antara Indonesia dan Jepang telah mencapai 5,1 miliar dolar AS atau setara Rp83,13 triliun hingga Juli 2025. Capaian ini menempatkan Jepang sebagai mitra LCT terbesar kedua Indonesia setelah China.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyampaikan hal ini dalam acara High Level Campaign LCT & Launching QRIS Cross Border Indonesia-Jepang yang diadakan di Jakarta. Ia menjelaskan bahwa sebesar 1,5 miliar dolar AS dari total transaksi tersebut berasal dari transaksi lintas batas bilateral langsung antara rupiah dan yen. Perry mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan Apoointed Cross Currency Dealer (ACCD) yang telah membuka rekening rupiah-yen lintas batas.
Fokus pada Ekspor-Impor dan Sistem Pembayaran Digital
Menurut Perry, sebagian besar transaksi mata uang lokal antara Indonesia dan Jepang selama ini didorong oleh aktivitas ekspor-impor. Namun, ke depan, Bank Indonesia akan mendorong integrasi yang lebih luas dengan menggabungkan transaksi mata uang lokal dan sistem pembayaran digital lintas batas.
"Inilah babak baru, yaitu transaksi mata uang lokal dan interkonektivitas lintas batas sistem pembayaran. Dan lebih dari itu, juga terhubung dengan pasar uang dan transaksi keuangan," katanya.
Penggunaan LCT untuk Berbagai Jenis Transaksi
Perry menjelaskan bahwa skema LCT antara Indonesia dan Jepang tidak hanya akan memfasilitasi perdagangan dan investasi bilateral, tetapi juga memungkinkan transaksi pembelian instrumen keuangan seperti Surat Berharga Bank Indonesia (SRBI) dan surat utang lainnya secara digital.
"Saya memberikan tantangan semua, dari Asosiasi Pasar Uang dan Valuta Asing Indonesia (Apuvindo) dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) untuk segera bekerja sama agar rekening yen tersebut dapat digunakan untuk membeli obligasi pemerintah dan pasar sekunder ritel. Beli ritel menggunakan mobile banking yang terhubung ke lintas batas," tutur Perry.
Peluang bagi Pelaku UMKM
Penguatan kerja sama melalui LCT dan integrasi sistem pembayaran lintas negara tidak hanya akan memperluas akses perdagangan dan investasi, tetapi juga membuka peluang lebih besar bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), sekaligus memperdalam pasar keuangan domestik.
"Inisiatif ini akan membantu menekan biaya transaksi, menjaga stabilitas nilai tukar, sekaligus memperkuat ketahanan sistem keuangan ke depan. Ini merupakan strategi manajemen risiko, termasuk diversifikasi mata uang serta pendalaman pasar keuangan," tuturnya.
Upaya Dedolarisasi dan Stabilitas Ekonomi Nasional
Bank Indonesia terus mendorong penggunaan mata uang lokal dalam transaksi bilateral sebagai bagian dari upaya dedolarisasi yang lebih luas, sejalan dengan dinamika global dan upaya memperkuat ketahanan ekonomi nasional.
Selain itu, sistem pembayaran digital yang menggunakan QRIS resmi hadir di Jepang, yang menjadi langkah penting dalam memperluas akses ke layanan keuangan lintas batas. Kerja sama antara Indonesia dan Korea Selatan juga telah sepakat untuk menggunakan mata uang lokal dalam transaksi antarnegara. BI juga bekerja sama dengan Bank Sentral Uni Emirat Arab untuk mendorong transaksi mata uang lokal.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!