
Rupiah Menguat di Awal Perdagangan Hari Ini
Di awal perdagangan hari ini, Senin (25/8/2025), nilai tukar rupiah mengalami penguatan di pasar spot. Rupiah dibuka pada level Rp 16.258 per dolar Amerika Serikat (AS). Penguatan ini terjadi setelah penutupan perdagangan sebelumnya pada Selasa (22/8/2025) yang berada di level Rp 16.351 per dolar AS. Sehingga, rupiah berhasil menguat sebesar 0,57% dalam beberapa hari terakhir.
Pergerakan mata uang di kawasan Asia terlihat bervariasi hingga pukul 09.00 WIB. Beberapa mata uang mencatatkan penguatan signifikan, sementara yang lain mengalami pelemahan. Salah satu mata uang yang paling kuat adalah ringgit Malaysia, yang melonjak sebesar 0,58%. Diikuti oleh peso Filipina yang naik sebesar 0,53% dan dolar Taiwan yang mengalami kenaikan 0,39%.
Selain itu, dolar Hongkong juga mengalami penguatan kecil sebesar 0,05%. Sementara itu, yuan China terlihat menguat tipis sebesar 0,02% terhadap dolar AS. Meskipun kenaikan tidak terlalu besar, hal ini menunjukkan adanya tekanan positif terhadap mata uang negara tersebut.
Di sisi lain, yen Jepang menjadi salah satu mata uang dengan pelemahan terdalam di kawasan Asia. Yen turun sebesar 0,31% dalam waktu singkat. Pelemahan ini disebabkan oleh berbagai faktor ekonomi dan politik yang memengaruhi pasar keuangan Jepang.
Selain yen Jepang, ada juga won Korea Selatan yang mengalami koreksi sebesar 0,3%. Dolar Singapura juga turun sebesar 0,16%, sedangkan baht Thailand melemah sebesar 0,11%. Pelemahan pada mata uang-mata uang ini menunjukkan ketidakstabilan di kawasan Asia, terutama akibat kondisi perekonomian global yang masih fluktuatif.
Perkembangan Mata Uang di Asia
Berikut adalah perkembangan mata uang utama di kawasan Asia:
- Ringgit Malaysia: Naik 0,58%
- Peso Filipina: Naik 0,53%
- Dolar Taiwan: Naik 0,39%
- Dolar Hongkong: Naik 0,05%
- Yuan China: Naik 0,02%
- Yen Jepang: Turun 0,31%
- Won Korea Selatan: Turun 0,3%
- Dolar Singapura: Turun 0,16%
- Baht Thailand: Turun 0,11%
Pergerakan mata uang ini sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kebijakan moneter, situasi politik, dan kondisi perekonomian masing-masing negara. Fluktuasi ini juga dapat memengaruhi arus investasi dan perdagangan internasional.
Kemajuan atau penurunan nilai tukar suatu mata uang sering kali menjadi indikator kesehatan ekonomi suatu negara. Oleh karena itu, para pelaku pasar dan investor selalu memantau pergerakan mata uang secara berkala untuk membuat keputusan yang tepat.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!