
Pemantauan Program Makan Bergizi Gratis di Grobogan
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali dipantau oleh pihak terkait untuk memastikan bahwa asupan gizi anak benar-benar sampai ke tangan yang berhak menerimanya. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan agar setiap siswa mendapatkan nutrisi yang cukup dan seimbang selama masa belajar di sekolah.
Dalam kunjungan tersebut, Tim Satgas menemukan satu ompreng tanpa lauk ayam. Catatan evaluasi ini sangat penting agar distribusi gizi dapat berjalan secara merata dan tidak ada yang terlewat. Hal ini menunjukkan perlunya pengawasan yang lebih ketat dalam pelaksanaan program tersebut.
Sekda Grobogan Anang Armunanto menegaskan bahwa Program Makan Bergizi Gratis harus dikawal dengan baik. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa asupan gizi anak tetap optimal, terutama selama proses belajar mengajar berlangsung. Pemantauan dimulai dari dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi di Purwodadi, lalu dilanjutkan ke sejumlah sekolah yang menjadi penerima manfaat MBG.
Di SD Negeri 9 Purwodadi, makanan tiba sekitar pukul 10.30 WIB. Guru dan murid bekerja sama dalam membagikan nasi, lauk, sayur, dan buah kepada siswa. Suasana kelas terasa hangat dan akrab. Anak-anak tampak antusias dalam menyantap menu yang disediakan, meski ada sedikit kekurangan pada salah satu ompreng.
Catatan ini menunjukkan bahwa perlu adanya pengawasan detail dalam penyediaan makanan. Menu MBG harus memenuhi standar gizi, termasuk ketersediaan lauk sumber protein bagi siswa. Sekda Grobogan juga berdialog langsung dengan siswa. Mayoritas dari mereka mengaku selalu makan, hanya beberapa siswa yang menolak karena alasan tekstur nasi atau ayam.
Beberapa siswa masih belum terbiasa mengonsumsi sayur atau buah. Namun, makanan sisa biasanya dibagikan agar tidak terbuang sia-sia. Setelah pemantauan di SD, tim bergerak menuju SMP Negeri 1 Purwodadi. Paket makanan diturunkan dari dapur gizi untuk dibagikan ke kelas.
Setiap kelas memiliki jadwal piket. Siswa bertugas mengambil paket makanan bergizi untuk teman-temannya secara tertib. Meskipun begitu, Satgas mendapati ada siswa yang menunda makan atau tidak menghabiskan menu karena kenyang atau belum berselera.
Di SMA Negeri 1 Purwodadi, distribusi sempat mengalami keterlambatan. Sebagian siswa sudah menerima paket, sementara lainnya masih menunggu. Sekda menekankan pentingnya mekanisme distribusi yang rapi, sehingga makan bergizi bisa dinikmati tepat waktu tanpa mengganggu pembelajaran.
Evaluasi seperti temuan ompreng tanpa lauk ayam menjadi pengingat agar kualitas program terus dijaga sesuai pedoman gizi seimbang. Menurut Satgas, pengawasan berkala bukan hanya memastikan distribusi lancar, tetapi juga mendorong kebiasaan anak makan sehat dan bergizi.
Program Makan Bergizi Gratis dinilai lebih dari sekadar makan siang. Program ini adalah investasi jangka panjang bagi generasi masa depan. Di balik sepiring nasi, lauk, sayur, dan buah tersimpan harapan lahirnya generasi Grobogan yang sehat, cerdas, dan berdaya saing.
Melalui pemantauan, Sekda Grobogan memastikan Program Makan Bergizi Gratis berjalan tepat sasaran demi menjaga asupan gizi anak. Dengan langkah-langkah yang terencana dan pengawasan yang intensif, diharapkan program ini dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi para siswa di Kabupaten Grobogan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!