
Rekor Harga Baru Ethereum
Ethereum (ETH) berhasil mencetak rekor harga tertinggi sepanjang sejarah. Pada Jumat malam waktu Indonesia, ETH melesat hingga menembus angka USD 4.890 atau sekitar Rp 79 juta per koin. Angka ini didasarkan pada data dari platform Deribit dan Coinbase. Kenaikan ini menjadi yang pertama dalam hampir empat tahun terakhir sejak rekor sebelumnya di November 2021.
Kabar ini menjadi momen bersejarah bagi ekosistem Ethereum. Lonjakan harga ini juga mendorong kapitalisasi pasar Ethereum mendekati USD 600 miliar atau sekitar Rp 9.6 kuadriliun. Ether kembali memperkuat posisinya sebagai aset kripto terbesar kedua di dunia setelah Bitcoin. Namun, performa tahunan Ethereum kini melampaui Bitcoin.
Sementara Bitcoin telah lebih dulu menyentuh all-time high pada awal tahun, Ethereum sedikit tertinggal namun kini mengejar dengan cepat. Data dari Decrypt mencatat bahwa ETH telah naik lebih dari 40 persen sepanjang 2025. Reli ini dimulai sejak menembus USD 4.000 pada akhir pekan 9 Agustus lalu, dan hanya butuh waktu tiga hari untuk melewati angka USD 4.500.
Faktor Pendorong Kenaikan Harga
Salah satu pendorong utama reli ini adalah meningkatnya arus dana masuk ke dalam Exchange-Traded Fund (ETF) Ethereum di Amerika Serikat. Sejak disetujui oleh Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) pada Juli 2024, dana kelolaan ETF Ethereum telah tumbuh signifikan, mencapai lebih dari USD 20 miliar atau sekitar Rp 326 triliun. ETF milik BlackRock yang bernama ETHA menjadi pemimpin pasar.
Presiden NovaDius Wealth Management, Nate Geraci, menilai ETF Ethereum awalnya diremehkan oleh investor tradisional karena narasinya tidak sesederhana Bitcoin yang dijuluki “emas digital”. Namun kini, persepsi mulai berubah. “Mereka mulai memahami bahwa Ethereum adalah fondasi pasar keuangan masa depan,” tulisnya di X.
Tren Pembelian Ether oleh Perusahaan Publik
Tidak hanya ETF, tren digital asset treasuries (DATs) atau pembelian Ether oleh perusahaan publik juga meningkat tajam. BitMine tercatat sebagai pemegang ETH terbanyak dengan lebih dari 1,15 juta koin senilai hampir USD 5 miliar atau Rp 81,5 triliun. Secara keseluruhan, nilai akumulasi ETH yang dipegang oleh perusahaan publik telah mendekati USD 10 miliar atau sekitar Rp 163 triliun.
Joe Lubin, pendiri Consensys sekaligus Ketua Sharplink Gaming, menambahkan bahwa Ethereum bukan sekadar aset kripto biasa. “Ethereum bisa mengamankan dan memverifikasi seluruh transaksi, baik yang dilakukan manusia maupun agen AI, dan sebagian besar transaksi masa depan akan dilakukan oleh yang terakhir,” ujar Lubin kepada Sherwood News.
Potensi Masa Depan Ethereum
Reli besar Ethereum ini menjadi pengingat bahwa altcoin juga punya daya dorong fundamental kuat. Dengan likuiditas yang terus masuk melalui ETF dan dukungan institusional lewat treasury, Ethereum tidak hanya melampaui rekor harga tetapi juga membangun fondasi untuk potensi penggunaan di masa depan yang belum sepenuhnya tergali.
Pasar kini menunggu apakah ETH akan mampu menembus USD 5.000 dan berlanjut ke target ambisius sejumlah analis yang menyebut USD 7.500 sebagai target akhir tahun. Yang jelas, Ethereum bukan lagi sekadar “pengiring” Bitcoin. Ia sedang menulis ulang babak baru dalam sejarah kripto global.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!