Dua Penambang di PETI Kampung Bowone Sangihe Tewas Tertimbun Longsor

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Dua Penambang di PETI Kampung Bowone Sangihe Tewas Tertimbun Longsor

Tragedi Longsoran di Lokasi Pertambangan Emas Tanpa Izin

Tragedi yang menimpa dua penambang emas di lokasi Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Dusun Entanamahamu, Kampung Bowone, Kecamatan Tabukan Selatan Tengah, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, berlangsung pada Jumat (22/8/2025). Dua korban jiwa ditemukan dalam keadaan meninggal setelah tertimbun tanah akibat longsoran yang terjadi saat mereka sedang bekerja.

Lokasi tambang ini berjarak sekitar 40,6 km dari Pelabuhan Tahuna Sangihe. Untuk mencapai tempat tersebut, dibutuhkan waktu sekitar satu jam 17 menit menggunakan kendaraan bermotor. Informasi yang diperoleh menunjukkan bahwa kedua korban telah ditemukan oleh tim gabungan setelah proses pencarian yang cukup intensif.

Korban pertama, Jatri Lomboh, ditemukan pada pukul 21.40 WITA. Pencarian dilakukan oleh TNI, Polri, pemerintah Kecamatan Tabukan Selatan Tengah, serta warga setempat. Beberapa menit kemudian, sekitar pukul 22.20 WITA, korban kedua, Viktor Luis Pontoh alias Luis, juga ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa.

Proses evakuasi terbilang sulit karena kondisi tanah yang labil dan rentan terhadap longsoran susulan. Hal ini memperlambat tindakan penyelamatan dan memperbesar risiko bagi para petugas yang terlibat dalam operasi pencarian.

Kronologi Kejadian

Peristiwa tragis ini terjadi sekitar pukul 09.00 WITA ketika dua korban bersama tiga rekan lainnya mulai bekerja di lokasi PETI milik keluarga Tatali dengan penanggung jawab Faizal Tatali. Lubang galian yang mereka kerjakan memiliki kedalaman sekitar dua meter.

Saat sebagian pekerja keluar dari lubang, tiba-tiba tanah di sekitar lubang longsor dan langsung menimbun dua penambang yang masih berada di dalam. Saksi pertama, Jun Vendri Diamare alias Nun, menerima kabar dari rekan lain bahwa dua penambang masih tertimbun sesaat setelah longsor terjadi.

Saksi kedua, Fiali Aer, yang berada tidak jauh dari lokasi, melihat langsung tanah dari atas lubang jatuh menimpa korban. Ia berteriak memanggil pekerja lain untuk meminta pertolongan. Saksi ketiga, Adrianto Mehipe alias Nino, juga menyaksikan peristiwa itu. Menurutnya, longsoran terjadi begitu cepat sehingga tidak ada kesempatan untuk menyelamatkan korban.

Bahaya Aktivitas PETI

Kejadian ini kembali mengingatkan masyarakat akan bahaya yang mengancam dari aktivitas PETI yang masih marak dilakukan. Meski ilegal, banyak masyarakat tetap melakukan pertambangan emas tanpa izin karena potensi ekonomi yang besar. Namun, risiko yang dihadapi sangat tinggi, termasuk longsoran tanah, runtuhnya lubang tambang, serta ancaman terhadap keselamatan hidup.

Dalam situasi seperti ini, penting bagi pihak berwenang untuk lebih aktif dalam memberikan sosialisasi tentang bahaya PETI serta memperketat pengawasan terhadap aktivitas pertambangan yang tidak sah. Selain itu, perlu adanya program alternatif yang dapat membantu masyarakat dalam mencari penghidupan tanpa harus terlibat dalam aktivitas yang berisiko tinggi.

Kesimpulan

Tragedi yang terjadi di lokasi PETI di Kepulauan Sangihe menjadi peringatan keras bagi masyarakat dan pihak terkait. Proses pencarian dan evakuasi yang rumit serta kondisi lingkungan yang tidak stabil membuat kejadian seperti ini semakin berbahaya. Diperlukan langkah-langkah preventif dan edukasi yang lebih masif agar masyarakat dapat memahami risiko dari aktivitas PETI dan mencari alternatif yang lebih aman.