
Ekspor Perdana Karbamasi Methomyl 90 SP ke Afrika Selatan
PT Delta Giri Wacana (DGWG) baru saja melakukan ekspor perdana produk karbamasi methomyl 90 SP sebanyak 15 ton ke Afrika Selatan. Ekspor ini dilakukan melalui anak perusahaan DGWG, yaitu PT Dharma Guna Wibawa. Sebelumnya, DGWG juga telah menjual produk pestisida jadi ke Australia dan Papua Nugini.
Direktur DGWG, Yody Suganda, menyatakan bahwa permintaan terhadap bahan baku seperti methomyl cukup tinggi di pasar global. Bahan tersebut digunakan untuk membuat insektisida yang sangat dibutuhkan oleh pelaku industri agrokimia. Di Afrika Selatan, produktivitas pertanian sering terganggu oleh serangan hama serangga, sehingga menambah kebutuhan akan produk-produk pestisida.
Selain faktor permintaan pasar, keberhasilan DGWG dalam mengakses pasar global tidak lepas dari aktifnya perusahaan dalam memperkenalkan diri serta produk-produk yang ditawarkan dalam berbagai kesempatan. Salah satunya adalah dengan partisipasi DGWG dalam kegiatan “25th China International Agrochemical & Crop Protection Exhibition (CAC)”. Kegiatan ini menjadi ajang pertemuan antara perusahaan dengan konsumen dan pelaku industri agrokimia global.
Menurut Yody, ekspor perdana karbamasi ke Afrika Selatan menjadi milestone penting bagi DGWG. Hal ini juga membuktikan bahwa pasar global memiliki kepercayaan terhadap DGWG dalam menjalin kerja sama penyediaan bahan baku.
“Kami berharap ini menjadi langkah awal yang baik untuk penetrasi pasar yang lebih luas, sehingga volume ekspor dapat terus bertumbuh,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Berdasarkan kajian yang dilakukan DGWG, kebutuhan pasar domestik terhadap produk berbahan methomyl diperkirakan mencapai 2.500 metrik ton per tahun. Saat ini, DGWG dengan pabrik karbamasinya mampu memenuhi sekitar 40% dari total kebutuhan pasar melalui produk Dangke 40WP.
Angka ini menunjukkan peluang besar bagi pemenuhan kebutuhan nasional sekaligus potensi ekspansi ke pasar global. “Kehadiran pabrik karbamas DGWG menjadi langkah strategis untuk memperkuat pasokan dalam negeri, mengurangi ketergantungan impor, serta membuka ruang peningkatan kapasitas produksi di masa mendatang,” katanya.
Analisis yang sama juga disampaikan oleh Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. Menurut data yang dirilis, impor produk formulasi pestisida pada tahun 2024 mencapai 87.350 ton. Angka ini mencerminkan tingginya kebutuhan produk agrokimia dalam negeri, seiring dengan luasnya lahan pertanian Indonesia.
Dengan pencapaian dan proyeksi yang optimistis, DGWG dapat menegaskan posisinya sebagai perusahaan agro input nasional yang mampu bersaing di pasar global. Selain itu, DGWG juga membuka peluang pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan di masa depan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!