Akhir Masa Berlaku, Freeport Belum Ajukan Perpanjangan Izin Ekspor Tembaga

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

PTFI Belum Ajukan Perpanjangan Relaksasi Ekspor Konsentrat Tembaga

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa hingga saat ini belum menerima pengajuan perpanjangan relaksasi ekspor konsentrat tembaga dari PT Freeport Indonesia (PTFI). Sebelumnya, pemerintah telah memperpanjang kebijakan tersebut pada Maret 2025, yang berakhir pada 16 September 2025. Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara, Tri Winarno, menyatakan bahwa saat ini PTFI masih fokus pada upaya evakuasi tujuh pekerja yang hilang akibat longsoran lumpur bijih basah di area tambang bawah tanah.

Peristiwa longsoran terjadi di Grasberg Block Cave (GBC) Extraction 28-30 Panel, Tembagapura, Kabupaten Mimika, pada Senin, 8 September 2025, sekitar pukul 22.00 WIT. Hingga kini, tujuh pekerja tersebut masih dalam pencarian. Proses evakuasi terhambat karena aliran material basah yang menutup akses ke area tertentu di tambang. Akibatnya, operasi tambang sempat dihentikan sementara.

Beberapa berita terkait kejadian ini meliputi:

  • Produksi Tambang Grasberg Freeport Turun 70% Imbas Longsor
  • 7 Pekerja Freeport yang Terjebak Longsor Masih Belum Ditemukan
  • ESDM Targetkan Evakuasi 7 Pekerja Terjebak Longsor Freeport Rampung Dalam 30 Jam

Selain ESDM, informasi tentang izin ekspor juga disampaikan oleh Direktur Ekspor Produk Industri dan Pertambangan, Andri Gilang Nugraha Ansari. Ia menyatakan bahwa persetujuan ekspor PTFI berlaku hingga tanggal 16 September 2025, namun hingga hari ini belum ada pengajuan perpanjangan.

Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung sebelumnya memberi indikasi bahwa relaksasi ekspor kemungkinan tidak akan diperpanjang. Ia menjelaskan bahwa relaksasi diberikan karena adanya kondisi kahar di smelter tembaga Manyar di Gresik, Jawa Timur, akibat kebakaran pada Oktober 2024. Hal ini menyebabkan smelter belum bisa optimal mengolah konsentrat hasil produksi tambang PTFI di Papua.

“Ya seharusnya kalau sudah selesai (relaksasi) ya tidak ada perpanjangan lagi,” ujar Yuliot Tanjung.

PTFI sebelumnya masih menunggu hasil evaluasi pemerintah terkait pemberian izin relaksasi ekspor konsentrat tembaga. Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas, mengatakan bahwa sesuai dengan Keputusan Menteri ESDM, izin relaksasi ekspor akan dievaluasi ketika masa berlakunya habis. Saat ini, pihak perusahaan sedang menunggu hasil evaluasi dari pemerintah.

Tony tidak menjelaskan apakah perusahaan akan mengajukan kembali permohonan perpanjangan izin. Ia hanya menegaskan bahwa posisi perusahaan tetap menunggu evaluasi dari pemerintah.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa evaluasi izin ekspor tidak hanya mencakup laporan proses satu bulan terakhir, tetapi juga mencakup peningkatan kapasitas secara bertahap atau ramp up produksi di smelter tembaga Manyar milik PTFI di Gresik, Jawa Timur.

“Ramp up produksi kami sudah sesuai dengan kurva sebelumnya yang disampaikan kepada pemerintah. Prosesnya sudah dimulai dengan ramp up 40%, 50%, 60%, dan saat ini prosesnya mendekati 70%,” ujarnya.