Dalam seminggu setelah ayahnya, Tawhid Afridi ditangkap oleh CID dari Barishal

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Dalam seminggu setelah ayahnya, Tawhid Afridi ditangkap oleh CID dari Barishal

Barisal, 25 Agustus -- Pembuat konten Tawhid Afridi telah ditangkap terkait kasus serangan dan pembunuhan yang dikaitkan dengan gerakan mahasiswa anti-diskriminasi tahun lalu.

Sebuah tim khusus dari Departemen Investigasi Kriminal (CID) Dhaka menangkapnya sekitar pukul 10 malam hari Minggu dari area Bangla Bazar di kota Barishal, kata Mizanur Rahman, petugas pengawas (OC) Stasiun Polisi Model Kotwali Barishal.

Tawhid Afridi adalah putra dari Ketua My TV Nasir Uddin Sathi, yang juga ditangkap baru-baru ini terkait kasus yang sama.

OC Mizanur Rahman mengatakan Afridi telah bersembunyi di sebuah rumah dekat Popular Diagnostic Centre di Bangla Bazar. Berdasarkan informasi, tim CID bersama polisi setempat melakukan penggerebekan dan menangkapnya.

Ia kemudian dibawa ke Dhaka untuk proses hukum lanjutan.

Identitas pemilik rumah dan hubungannya dengan Afridi masih belum jelas.

Pada 17 Agustus, ayah Afridi, Md Nasir Uddin Sathi, ditangkap dalam kasus yang diajukan ke Stasiun Polisi Jatrabari, terkait serangan dan pembunuhan para demonstran selama gerakan anti-diskriminasi yang dipimpin mahasiswa.

Perkara ini diajukan pada 30 Agustus tahun lalu, dan menyebut Perdana Menteri Sheikh Hasina sebagai tersangka utama.

Mantan Menteri Obaidul Quader terdaftar sebagai tersangka kedua, dan mantan Inspektur Jenderal Kepolisian (IGP) Abdullah Al Mamun adalah yang ketiga. Tawhid Afridi terdaftar sebagai tersangka kesebelas dan ayahnya sebagai tersangka ke-22. Secara total, 25 orang telah disebutkan, dengan 150 orang lainnya yang tidak dikenal juga diadukan.

Perkara ini saat ini sedang dalam penyelidikan oleh CID.