BTN Targetkan Pertumbuhan Kredit 9 Persen Meski Kuota KPR Subsidi FLPP Naik

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Target Pertumbuhan Kredit BTN di Tahun 2025

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) atau BBTN menetapkan target pertumbuhan kredit pada tahun 2025 sebesar 7-9 persen secara year-on-year (yoy). Target ini dirumuskan berdasarkan adanya penambahan kuota KPR Subsidi melalui program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) serta dukungan kebijakan pemerintah di sektor perumahan.

Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, menjelaskan bahwa penambahan kuota KPR FLPP menjadi 350.000 unit pada 2025 dari sebelumnya 220.000 unit diyakini memberikan ruang tambahan bagi BTN untuk menyalurkan KPR Subsidi. Dengan penambahan tersebut, BTN memproyeksikan pertumbuhan kredit yang sedikit lebih tinggi dari kisaran yang sebelumnya dipatok, yaitu sekitar 7-8 persen.

“Realisasi KPR Subsidi nasional masih di angka 121.000 unit rumah, sedangkan BTN sudah menyalurkan hampir 100.000 atau 78 persen dari total nasional. Kami berharap ada dorongan positif dari kuota yang lebih banyak tahun ini,” ujar Nixon dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (10/9/2025).

Selain itu, BTN berharap dukungan kebijakan pemerintah berupa aturan baru terkait maksimal penghasilan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) penerima program FLPP dapat membantu meningkatkan permintaan KPR Subsidi. Aturan baru ini membagi maksimal penghasilan MBR dalam beberapa zona. Untuk Jabodetabek, ditetapkan Rp 12 juta untuk single income dan Rp 14 juta untuk joint income bersama pasangan. Mudah-mudahan kebijakan ini dapat memperbaiki kemampuan bayar para pembeli rumah.

Pertumbuhan Kredit Hingga Semester I-2025

Hingga semester I-2025, BTN mencatat pertumbuhan kredit dan pembiayaan sebesar 6,8 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp 376,11 triliun, dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 352,06 triliun. Pertumbuhan ini didorong oleh penyaluran kredit dan pembiayaan ke sektor perumahan yang naik 6,2 persen menjadi Rp 317,77 triliun, serta sektor non-perumahan (non-housing loan) yang naik 10,5 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp 58,34 triliun.

Di sektor perumahan, KPR subsidi naik 6,5 persen menjadi Rp 182,17 triliun, sedangkan KPR non-subsidi secara keseluruhan bertumbuh 8,8 persen menjadi Rp 110,72 triliun.

Pertumbuhan kredit BTN hingga semester I-2025 menghasilkan pendapatan bunga kredit (interest income) yang naik 23,5 persen yoy menjadi Rp 18,50 triliun hingga Juni 2025, melampaui pertumbuhan biaya bunga yang sebesar 2,3 persen yoy berkat upaya BTN mengatur ulang struktur pendanaannya.

Hasilnya, BTN mampu membukukan pendapatan bunga bersih sebesar Rp 9,34 triliun atau naik 55,1 persen yoy hingga semester I-2025. Sedangkan margin bunga bersih (net interest margin/NIM) tercatat naik 139 basis poin (bps) menjadi 4,4 persen per akhir Juni 2025.

“Atas pencapaian tersebut, BTN berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 1,7 triliun pada akhir semester I-2025, bertumbuh double digit sebesar 13,6 persen yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,5 triliun,” papar Nixon.

Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK)

Di sisi perolehan dana pihak ketiga (DPK), BTN mencatat pertumbuhan DPK sebesar 11,2 persen yoy menjadi Rp 406,38 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 365,38 triliun. Nixon menjelaskan, pertumbuhan DPK BTN sejalan dengan upaya perseroan untuk terus memperkuat mesin pendanaan, terutama dana murah (Current Accout Saving Account/CASA) yang berasal dari segmen ritel dan institusi.

Pertumbuhan dana murah BTN tidak terlepas dari upaya perseroan menggencarkan akuisisi pengguna baru dan transaksi aplikasi Bale by BTN. BTN mencatat peningkatan jumlah user Bale by BTN yang telah mencapai 2,7 juta hingga akhir semester I-2025, naik 68,8 persen yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 1,6 juta. Sedangkan jumlah transaksi Bale by BTN telah menembus 931,5 juta dengan nilai transaksi sebesar Rp 43,1 triliun selama paruh pertama 2025.