BPS Umumkan Data Terbaru, 25,9 Juta Penduduk Miskin di Indonesia Tahun 2023!

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Daftar Lima Kota Termiskin di Indonesia

Kemiskinan masih menjadi isu utama yang menghambat perkembangan ekonomi dan sosial di Indonesia. Meski pemerintah terus berupaya membangun infrastruktur dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, ketimpangan antar wilayah tetap menjadi tantangan besar. Berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai sekitar 25,9 juta jiwa atau sekitar 9,36 persen dari total populasi. Garis kemiskinan ditetapkan pada Maret 2023 dengan besaran Rp550.458 per orang per bulan atau Rp2.952.657 per rumah tangga per bulan. Angka ini menjadi acuan untuk menentukan kebutuhan dasar masyarakat.

Berikut adalah lima kota dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Indonesia:

1. Kota Tual, Maluku

Kota Tual memiliki persentase penduduk miskin tertinggi di Indonesia. Dari total 93.145 jiwa, sekitar 20,68 persen hidup di bawah garis kemiskinan. Luas wilayahnya hanya 254,39 km², namun Tual berperan penting sebagai gerbang menuju Pulau Papua dari arah tenggara. Namun, akses ekonomi yang terbatas serta ketergantungan pada sektor perikanan membuat pembangunan di kota ini masih tertinggal.

2. Kota Subulussalam, Aceh

Subulussalam merupakan kota kecil hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Singkil. Dengan populasi sebanyak 97.770 jiwa, sekitar 16,41 persen di antaranya termasuk dalam kategori miskin. Kota ini memiliki luas wilayah 1.391 km² dan menjadi salah satu daerah dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Pulau Sumatera. Keterbatasan lapangan kerja dan infrastruktur menjadi faktor utama yang menghambat pertumbuhan ekonomi.

3. Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara

Gunungsitoli menjadi pusat aktivitas ekonomi dan pemerintahan di Kepulauan Nias. Namun, kota ini masih menghadapi angka kemiskinan yang cukup tinggi, yaitu 16,78 persen dari total 137.583 jiwa penduduknya. Dengan luas wilayah 469,36 km², tantangan utama yang dihadapi adalah konektivitas antar-pulau, biaya logistik yang tinggi, serta minimnya investasi di sektor industri.

4. Kota Bengkulu, Bengkulu

Sebagai ibu kota Provinsi Bengkulu, kota ini memiliki potensi besar di sektor kelautan, pariwisata, dan perkebunan. Namun, meskipun memiliki sumber daya yang melimpah, pengelolaannya belum optimal. Dari total 391.045 jiwa, sekitar 14,71 persen masih hidup di bawah garis kemiskinan. Masalah utamanya adalah kurangnya pemanfaatan sumber daya secara efisien.

5. Kota Sabang, Aceh

Dikenal sebagai titik nol kilometer Indonesia, Kota Sabang memiliki posisi strategis di jalur perdagangan internasional. Namun, dari total 42.559 jiwa, sekitar 14,59 persen termasuk dalam kategori miskin. Meskipun terkenal dengan wisata bahari, Sabang masih menghadapi keterbatasan diversifikasi ekonomi dan minimnya investasi besar di sektor produktif.

Tantangan Kemiskinan di Indonesia

Potret lima kota termiskin di Indonesia menunjukkan bahwa masalah kemiskinan bukan hanya tentang angka, tetapi juga berkaitan dengan akses, pemerataan pembangunan, dan kemandirian ekonomi lokal. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan upaya yang lebih intensif dari pemerintah pusat maupun daerah. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain peningkatan kualitas pendidikan, perbaikan infrastruktur, serta pengembangan sektor unggulan di masing-masing daerah. Dengan adanya strategi yang tepat, mimpi Indonesia menuju pemerataan kesejahteraan bisa lebih cepat terwujud.