
Inisiatif Baru untuk Meningkatkan Produksi Bawang Merah di Kabupaten Madiun
Kabupaten Madiun sedang mengambil langkah strategis untuk meningkatkan produksi bawang merah, salah satu komoditas penting dalam sektor pertanian. Dinas Pertanian dan Perikanan (DPP) setempat berencana membangun sentra khusus yang akan menjadi pusat pengembangan tanaman bawang merah. Rencana ini muncul setelah melihat antusiasme petani yang tinggi terhadap komoditas tersebut.
Menurut Kepala DPP Madiun, Sumanto, minat petani menanam bawang merah menjadi alasan utama untuk menyusun rencana pembangunan sentra hortikultura. Data dari DPP menunjukkan bahwa luasan tanam bawang merah pada tahun 2024 mencapai 189 hektare, dengan penyebaran yang hampir merata di seluruh kecamatan. Untuk tahun 2025, pihaknya menargetkan peningkatan luasan tanam menjadi 200 hektare.
Sumanto menjelaskan bahwa diskusi telah dilakukan dengan berbagai pihak, termasuk Bupati, Wakil Bupati, dan Komisi B DPRD. Salah satu rencana yang disiapkan adalah pembangunan Pasar Agribisnis. Menurutnya, pasar ini akan menjadi sarana penting untuk meningkatkan semangat petani, terutama dalam mengelola komoditas bawang merah.
“Harapan kami adalah pasar ini bisa menjadi pusat bawang merah di Kabupaten Madiun,” ujarnya. Rencananya, Pasar Agribisnis akan dibangun di wilayah Kecamatan Kare, yang berada di lereng Gunung Wilis. Lokasi ini dipilih karena memiliki potensi besar dalam pengembangan kawasan Selingkar Wilis.
Dukungan dari DPRD Kabupaten Madiun
Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Madiun, Wahyu Widayat, memberikan dukungan penuh terhadap rencana pembangunan pasar agribisnis. Ia menilai bahwa inisiatif ini sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan petani, terutama dalam menghadapi tantangan pasca-produksi.
Wahyu menjelaskan bahwa pasar agribisnis tidak hanya fokus pada bawang merah, tetapi juga berbagai hasil pertanian lainnya. “Komisi B telah membahas masalah hilirisasi hasil pertanian dalam rapat dengar pendapat bersama pihak terkait,” jelasnya.
Ia juga mengapresiasi rencana pembangunan pasar agribisnis, karena diyakini akan memberikan dampak positif bagi para petani. “Selama ini produksi mereka seringkali belum bisa dijual secara maksimal. Harus kita dorong agar semua hasil panen bisa terserap dengan baik,” tambahnya.
Pemilihan lokasi Kecamatan Kare sebagai tempat pembangunan pasar dinilai tepat. Selain berada di jalur pengembangan kawasan Selingkar Wilis, wilayah ini juga memiliki banyak petani hortikultura yang masih menghadapi kendala dalam pemasaran hasil panen.
“Banyak petani di daerah sana kesulitan menjual hasil panen secara optimal. Jika pilot project agribisnis dimulai dari Kare, saya rasa sangat strategis,” ujar Wahyu.
Potensi Pengembangan yang Luas
Wahyu berharap, sentra hasil pertanian dapat berkembang lebih luas dan mampu menyerap semua komoditas panen. Keberadaan pasar agribisnis diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani, sehingga kesejahteraan mereka semakin meningkat.
Dengan adanya sentra dan pasar agribisnis, diharapkan petani dapat lebih mudah mengakses pasar dan mendapatkan harga yang lebih baik. Hal ini juga akan mendorong pengembangan sektor pertanian di Kabupaten Madiun, khususnya dalam bidang hortikultura.
Inisiatif ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan memperkuat kemandirian ekonomi petani. Dengan perencanaan yang matang dan dukungan dari berbagai pihak, harapan besar diarahkan agar bawang merah dan komoditas lainnya dapat menjadi tulang punggung perekonomian lokal.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!