Banjir Bali Tewaskan 9 Orang, 6 Hilang, Ini Identitas Korban

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Banjir Bali Tewaskan 9 Orang, 6 Hilang, Ini Identitas Korban

Korban Jiwa dan Kerusakan Akibat Banjir di Bali

Banjir yang terjadi di beberapa wilayah di Bali pada Rabu (10/9/2025) menimbulkan kerugian yang cukup besar. Dari laporan yang diterima, total korban jiwa mencapai 9 orang. Selain itu, ada 6 korban lainnya yang dilaporkan hilang dan masih dalam proses pencarian oleh tim SAR gabungan.

Kepala Bidang Humas Polda Bali Kombes Ariasandy menjelaskan bahwa korban meninggal dunia terdapat di berbagai daerah. Di Kota Denpasar, tercatat 4 korban jiwa, yaitu Nadira (48), Ni Wayan Lenyod, Rio Saputra (20), dan satu perempuan lainnya yang belum diketahui identitasnya. Sementara itu, di Kabupaten Gianyar terdapat dua korban, yakni Ni Made Latif (70) dan Ni Made Rupet (87). Di Kabupaten Jembrana, korban meninggal adalah Komang Oka Sudiastawa (34) dan Nita Ulam (23). Di Kabupaten Badung, satu korban perempuan bernama Endang Cafyaning Ayu (42).

Selain itu, ada enam korban yang masih hilang. Mereka antara lain Made Suwitri (43), Tasnim (54), Maimunah, Ni Ketut Merta, Ni Nyoman Rai, dan Farwa Husein (32). Proses pencarian masih terus berlangsung untuk menemukan mereka.

Lokasi Pengungsian dan Perkembangan Terkini

Lokasi pengungsian korban banjir di Kota Denpasar terletak di beberapa tempat. Di Banjar Tohpati Kesiman Kertalanggu, terdapat 54 orang pengungsi. Di Sasana Tinju Tarung Drajat Kertalanggu, Kecamatan Denpasar Timur, sebanyak 22 orang mengungsi. Selain itu, gedung SD Pemecutan Kaja, Kecamatan Denpasar Barat, juga menjadi tempat pengungsian dengan jumlah pengungsi sebanyak 13 orang.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali mencatat sebanyak 123 titik wilayah yang terkena dampak banjir. Di antaranya, 81 titik di Kota Denpasar, 14 titik di Kabupaten Gianyar, 8 titik di Kabupaten Tabanan, 4 titik di Kabupaten Karangasem, 4 titik di Kabupaten Jembrana, dan 12 titik di Kabupaten Badung.

Menurut Kepala Seksi Pengendalian Operasi BPBD Bali, Nyoman Arya, hujan lebat menyebabkan berbagai kejadian seperti tanah longsor, bangunan roboh, jembatan jebol, dan pohon tumbang. Adapun rinciannya:

  • Tanah longsor terjadi di 18 titik, yaitu 5 titik di Kabupaten Gianyar, 12 titik di Kabupaten Karangasem, dan 1 titik di Kabupaten Badung.
  • Bangunan roboh/jebol terjadi di 16 titik, yaitu 2 titik di Kabupaten Gianyar, 2 titik di Kabupaten Badung, 11 titik di Kabupaten Karangasem, dan 1 titik di Kota Denpasar.
  • Jembatan jebol/ruas jalan rusak terjadi di 3 titik, yaitu 1 titik di Kabupaten Gianyar dan 2 titik di Kabupaten Karangasem.
  • Pohon tumbang terjadi di 9 titik, yaitu 2 titik di Kabupaten Gianyar, 2 titik di Kabupaten Badung, dan 5 titik di Kabupaten Karangasem.

Upaya Evakuasi dan Penanganan Darurat

Saat ini, operasi lapangan difokuskan pada upaya evakuasi warga terdampak, pembersihan daerah yang sudah surut air, serta koordinasi penanganan darurat bersama berbagai instansi seperti BPBD kabupaten/kota, Tagana, Basarnas, PMI, Damkar, DKLH, Dinas PUPR, Dinkes, dan instansi terkait lainnya.

Wali Kota Denpasar IGN Jaya Negara menyebut banjir yang terjadi sebagai yang paling parah dalam puluhan tahun terakhir. Ia bahkan menyatakan bahwa ini adalah pertama kalinya ia melihat banjir sebesar ini sejak lahir pada tahun 1966. Untuk menghadapi situasi ini, pihaknya telah menerjunkan semua tim untuk melakukan evakuasi dan pembersihan.

Salah satu lokasi yang terdampak parah adalah Pasar Kumbasari, yang terendam air. Selain itu, basement Pasar Badung Denpasar juga terendam dan dikabarkan ada beberapa mobil yang terendam di dalamnya. Pihak kota akan mengambil dari dana bencana APBD Kota Denpasar untuk ganti rugi pedagang.

Selain itu, pihaknya juga meminta kades/lurah untuk mendata kerugian di desa/kelurahan. Posko pencarian orang hilang juga telah dibuat. Semua wilayah di pinggir Tukad Badung kena imbas banjir, sehingga kades dan lurah sementara dijadikan sebagai bapak angkat. Puskesmas juga sudah turun tangan untuk membantu masyarakat.