Kegiatan Pendaftaran Program Indonesia Pintar di Kabupaten TTS
Pada Jumat (22/8/2025), Anggota Komisi X DPR RI, Anita Gah, melakukan pemantauan langsung terhadap pendaftaran Program Indonesia Pintar (PIP) bagi pelajar di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Kegiatan ini berlangsung di Gor Nekmese, Kobelete, Kecamatan Kota Soe. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memastikan bahwa pendaftaran PIP dapat dilakukan secara tepat sasaran dan tidak mengabaikan calon penerima yang layak.
Anita Gah menegaskan bahwa dirinya ingin memastikan semua masyarakat yang layak bisa mendaftar dan mendapatkan manfaat dari program tersebut. Ia menyampaikan bahwa dulu ada kasus di mana bantuan PIP diberikan kepada orang yang tidak layak, sehingga kini ia lebih berhati-hati. Dengan hadir langsung di lokasi, ia ingin melihat kondisi orang tua secara langsung agar bisa menilai apakah mereka layak menerima bantuan tersebut.
Pentingnya Data Dapodik yang Akurat
Menurut Anita, salah satu hal yang paling penting dalam pendaftaran PIP adalah data dapodik siswa yang tidak boleh merah. Hal ini menjadi dasar untuk menentukan siapa saja yang layak menerima bantuan. Ia juga berharap agar hingga akhir bulan Agustus 2025, data dapodik dapat diperbaiki agar tidak mengganggu proses pendaftaran PIP.
Kehadiran masyarakat di Gor Nekmese sangat luar biasa. Banyak warga membawa map dan berusaha mendaftarkan diri sebagai penerima PIP. Tidak hanya itu, beberapa siswa dan guru dari SMA Negeri Saenam, Kecamatan Kuanfatu, turut serta dalam kegiatan ini.
Peran Guru Pendamping dan Antusiasme Masyarakat
Salah satu guru pendamping dari SMA Negeri Saenam, Irwanda Lie Kase (29), menjelaskan bahwa pihak sekolah memberikan informasi tentang pendaftaran PIP kepada para siswa. Mereka hadir untuk mendampingi anak-anak dalam proses pendaftaran. Menurut Irwanda, sebanyak 139 siswa belum pernah menerima PIP sebelumnya.
Irwanda menyampaikan rasa terima kasih atas kesempatan ini dan berharap bantuan PIP dapat diakomodir agar dapat mempermudah proses belajar siswa. Ia juga menjelaskan bahwa hampir semua orang tua bekerja sebagai petani, sehingga bantuan ini akan sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan sekolah.
Kolaborasi dan Sinkronisasi Data
Lefinus Asbanu, seorang pemerhati pendidikan dan literasi di Kabupaten TTS, menyoroti pentingnya kolaborasi antara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dengan Dukcapil. Ia menilai bahwa kegiatan seperti ini merupakan langkah positif dan perlu didukung oleh sinkronisasi data antara kedua instansi tersebut.
Menurut Lefinus, banyak anak di TTS yang layak menerima PIP tetapi belum mendapatkannya karena perbedaan data antara Dapodik dan Dukcapil. Ia menyarankan agar kepala sekolah dapat segera menyelesaikan masalah data tersebut agar proses usulan bisa berjalan lancar.
Upaya Mengurangi Angka Putus Sekolah
Lefinus juga menekankan bahwa salah satu cara untuk menekan angka putus sekolah di TTS adalah dengan memberikan bantuan PIP kepada anak-anak. Ia menjelaskan bahwa faktor ekonomi menjadi penyebab utama tingginya angka putus sekolah, mengingat sebagian besar masyarakat TTS bekerja sebagai petani.
Oleh karena itu, bantuan PIP diharapkan dapat meringankan beban orang tua. Ia juga meminta orang tua untuk memeriksa data anak mereka dan segera mengusulkan perbaikan jika ditemukan kesalahan. Dengan demikian, proses pendaftaran PIP tidak terhambat.
Antusiasme Warga dari Berbagai Wilayah
Antusiasme masyarakat TTS terhadap pendaftaran PIP sangat tinggi. Bahkan, warga dari Polen, Kuanfatu, dan Amanatun turut hadir untuk mendaftarkan diri. Ini menunjukkan bahwa program PIP sangat dinanti-nanti oleh masyarakat.
Anita Gah juga menyampaikan bahwa bagi daerah yang jauh dari pusat kota, pihaknya akan memberikan informasi terkait pendaftaran PIP dan langsung ke lokasi untuk melayani pendaftaran. Dengan demikian, semua warga TTS memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan manfaat dari program ini.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!