Penurunan Kasus Stunting di Kecamatan Kema, Minahasa Utara
Angka kasus stunting di Kecamatan Kema, Kabupaten Minahasa Utara (Minut), Provinsi Sulawesi Utara, menunjukkan penurunan yang cukup signifikan. Berdasarkan data yang diberikan oleh Kepala UPTD Puskesmas Kema, dr Lucky Tumatar, saat ini jumlah kasus stunting telah berkurang sebanyak satu orang.
“Sudah berkurang satu. Dari 66 kasus kini sudah 65,” ujarnya kepada Tribun Manado pada Selasa (9/9/2025). Ia menyatakan bahwa pihaknya yakin dan optimis bahwa dengan upaya yang dilakukan, angka kasus stunting di wilayah tersebut akan terus menurun.
Salah satu langkah yang terus dilakukan adalah turun langsung ke lapangan untuk mengidentifikasi penyebab utama stunting. Puskesmas Kema juga aktif dalam melakukan pengawasan terhadap makanan-makanan yang berpotensi memicu stunting. Selain itu, kerja sama dengan pemerintah desa dalam pelaksanaan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) juga menjadi fokus utama.
“Selain itu, dalam upaya penanganan stunting lebih mantap, pihaknya akan berkolaborasi dan jalin kerja sama dengan dokter anak yang ada di RSUD Maria Walanda Maramis dan RS Tonsea,” tambahnya.
Kecamatan Kema merupakan salah satu dari tiga daerah dengan angka prevelensi stunting tertinggi di Kabupaten Minahasa Utara. Selain Kema, ada juga Kecamatan Wori dan Likupang Barat.
Di tempat terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Utara menyampaikan bahwa setiap hari Selasa dalam minggu berjalan, puskesmas dengan angka stunting tinggi wajib mempresentasikan upaya pencegahan dan penanganan di hadapan Sekretaris Daerah (Sekda).
“Harus disampaikan dan paparkan, program apa yang dilakukan untuk menurunkan angka stunting,” jelas Kadis Kesehatan Minut Jane Symons. Menurutnya, pihaknya mendorong pemerintah desa untuk terus memberikan makanan bergizi atau pemberian makanan tambahan termasuk susu.
Apa Itu Stunting?
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan, yaitu sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun. Kondisi ini menyebabkan tinggi badan anak lebih pendek dari standar usianya, dan dapat berdampak negatif pada perkembangan otak, kesehatan serta potensi anak di masa depan.
Berikut penjelasan lebih rinci terkait penyebab, dampak serta langkah pencegahan stunting:
Penyebab Stunting
- Kekurangan gizi: Kurangnya asupan nutrisi, terutama protein dan mikronutrien, dalam waktu lama.
- Infeksi berulang: Anak yang sering sakit atau mengalami infeksi dapat mengganggu penyerapan nutrisi dan memperburuk kondisi stunting.
- Faktor lingkungan: Sanitasi yang buruk dan kurangnya akses terhadap air bersih juga dapat meningkatkan risiko stunting.
- Kurangnya pengetahuan: Kurangnya pemahaman orang tua tentang pentingnya gizi seimbang dan perawatan anak yang tepat juga dapat berkontribusi pada stunting.
Dampak Stunting
- Gangguan pertumbuhan: Anak stunting akan memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari anak seusianya.
- Gangguan perkembangan otak: Stunting dapat menghambat perkembangan kognitif dan kecerdasan anak, serta mempengaruhi kemampuan belajar dan konsentrasi.
- Meningkatkan risiko penyakit: Anak stunting lebih rentan terhadap berbagai penyakit, termasuk infeksi dan penyakit kronis.
- Dampak jangka panjang: Stunting dapat mempengaruhi produktivitas anak di masa depan, menurunkan kualitas sumber daya manusia, dan memperlambat pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Pencegahan Stunting
- Pemberian ASI eksklusif: Memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan sangat penting untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi.
- Pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) yang tepat: MPASI harus diberikan secara bertahap, sesuai dengan usia anak, dan mengandung gizi seimbang.
- Pencegahan infeksi: Menjaga kebersihan lingkungan, memberikan imunisasi yang lengkap, dan segera mengobati penyakit infeksi pada anak.
- Pendidikan gizi: Memberikan edukasi tentang pentingnya gizi seimbang dan pola asuh yang tepat kepada orang tua.
- Akses terhadap layanan kesehatan: Memastikan akses yang mudah dan terjangkau ke layanan kesehatan untuk ibu hamil dan anak-anak.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!