Airlangga Percaya Penempatan Rp 200 Triliun Dongkrak Kredit Perbankan

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Optimisme Pemerintah dalam Menyalurkan Dana Rp200 Triliun ke Perbankan

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan keyakinannya bahwa penempatan dana negara sebesar Rp200 triliun di sektor perbankan akan tetap dapat diserap oleh pasar, meskipun saat ini terjadi perlambatan permintaan kredit. Ia menilai bahwa penambahan likuidasi di pasar akan memberikan manfaat positif bagi perekonomian.

Airlangga menjelaskan bahwa langkah tersebut akan didampingi dengan berbagai kebijakan lain yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan permintaan. Salah satu contohnya adalah perbaikan iklim investasi serta penerapan penuh Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2025 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko. PP ini akan mulai berlaku pada 5 Oktober 2025 dan diharapkan dapat meningkatkan respons dari dunia usaha.

Penyaluran Dana ke Bank Milik Negara dan Syariah

Rencananya, dana sebesar Rp200 triliun yang saat ini tersimpan di Bank Indonesia akan dialokasikan kepada bank-bank milik negara atau yang dikenal sebagai himbara. Bank-bank tersebut antara lain Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), dan Bank Tabungan Negara (BTN). Selain itu, pemerintah juga akan menyalurkannya ke bank syariah.

Meski Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa belum merinci dua nama bank syariah yang akan menerima dana tersebut, kemungkinan besar jika termasuk dalam himbara, maka bank yang dimaksud adalah Bank Syariah Indonesia (BSI) dan Bank Syariah Nasional (BSN).

Tidak Khawatir Meski Ekonomi Lesu

Purbaya menegaskan bahwa pemerintah tidak khawatir menggelontorkan dana besar tersebut meskipun kondisi ekonomi sedang lesu. Ia mengakui bahwa daya beli masyarakat masih tertekan, seperti yang tercermin dari indeks keyakinan konsumen (IKK) yang turun dari 118,1 pada Juli menjadi 117,2 pada Agustus 2025.

Namun, ia yakin bahwa kredit akan tetap tumbuh. Menurutnya, jika bank diberikan likuiditas lebih, maka mereka akan memiliki biaya riil yang harus dibayar dari berbagai sumber pendanaan. Jika tidak menyalurkan kredit, bank akan mengalami kerugian.

“Bank akan terpaksa menyalurkan dalam bentuk kredit,” ujarnya. Ia menggambarkan kucuran dana pemerintah ini seperti bahan bakar yang memicu mekanisme pasar bekerja. Dengan dana tersebut, bank akan lebih giat mencari proyek-proyek yang layak agar dana bisa tersalurkan.

Dampak Positif bagi Perekonomian

Dengan demikian, Purbaya percaya bahwa dana negara tersebut akan menyebar di sistem ekonomi dan akhirnya mempercepat pertumbuhan. Ia menjelaskan bahwa bank yang biasanya santai-santai akan terdorong untuk berpikir lebih keras dan mencari proyek-proyek berkualitas agar dana tersebut dapat digunakan secara optimal.

Langkah ini diharapkan dapat membantu meningkatkan aktivitas ekonomi, khususnya di tengah situasi ekonomi yang sedang menghadapi tantangan. Dengan adanya dana segar yang disalurkan ke sektor perbankan, diharapkan akan muncul proyek-proyek baru yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat luas.