
Program Makan Bergizi Gratis Berikan Manfaat Ganda bagi Pelajar dan Ekonomi Lokal
Di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, pemerintah daerah sedang mempersiapkan sebuah program yang diharapkan mampu memberikan manfaat besar bagi generasi muda sekaligus meningkatkan kesejahteraan ekonomi lokal. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) akan menjadi salah satu inisiatif utama dalam upaya memastikan kebutuhan gizi pelajar di berbagai tingkatan pendidikan terpenuhi.
Sebanyak 80 ribu pelajar dari jenjang SD hingga SMA/SMK di seluruh kecamatan akan menjadi penerima manfaat dari program ini. Dengan jumlah yang cukup besar, program ini tidak hanya fokus pada pemenuhan nutrisi, tetapi juga menjadi sarana untuk menggerakkan perekonomian melalui peran petani dan koperasi. Bupati Berau, Sri Juniarsih, menegaskan bahwa kelompok tani dan koperasi harus siap menjadi tulang punggung penyedia pangan dalam program tersebut.
“Program MBG bukan sekadar tentang memberikan makanan bergizi, tetapi juga strategi untuk memperkuat sektor pertanian, koperasi, serta ketahanan pangan daerah,” ujarnya. Menurutnya, dengan adanya program ini, manfaat yang diperoleh akan bersifat ganda: generasi muda akan tumbuh sehat, sementara perekonomian lokal ikut berkembang.
Untuk mendukung kesiapan pelaksanaan program, Pemkab Berau telah menyiapkan sejumlah langkah strategis. Beberapa di antaranya adalah pendampingan teknis bagi petani, fasilitasi akses pasar, dan pembinaan terhadap koperasi. Selain itu, transparansi dan manajemen yang baik juga menjadi fokus agar program dapat berjalan secara maksimal dan berkelanjutan.
Petani dan koperasi diminta untuk meningkatkan kapasitas produksi serta menjaga kualitas hasil panen. Hal ini dilakukan agar produk lokal benar-benar bisa menjadi bagian penting dalam memenuhi kebutuhan pangan daerah sendiri.
Penyelenggaraan Program dan Tantangan yang Dihadapi
Koordinator Wilayah (Koorwil) Badan Gizi Nasional (BGN) Kabupaten Berau, Rani Oktaviana, menyebutkan bahwa daerah ini mendapatkan kuota sekitar 30 dapur. Tahap awal program akan menyasar empat kecamatan terdekat, yaitu Sambaliung, Gunung Tabur, Teluk Bayur, dan Tanjung Redeb. Selain itu, survei juga telah dilakukan hingga ke wilayah pesisir dan pedalaman seperti Tabalar, Biatan, Talisayan, Batu Putih, Biduk-Biduk, Segah, hingga Kelay.
Meski demikian, distribusi pangan di wilayah dengan akses sulit tetap menjadi tantangan. Rani menegaskan bahwa kualitas makanan tetap menjadi prioritas utama. Proses mulai dari pemilihan bahan baku, pengolahan, hingga penyajian diawasi secara ketat agar tetap higienis dan layak konsumsi.
“Setiap dapur memiliki kapasitas untuk memenuhi 3.000 hingga 4.000 penerima manfaat. Namun, tahap awal ini baru sekitar 1.600 penerima yang terlayani. Program akan bertahap dan terus ditingkatkan,” jelasnya.
Perluasan Target Penerima Manfaat
Selain pelajar, program Makan Bergizi Gratis juga diperluas untuk kelompok rentan seperti ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah untuk memberikan perlindungan khusus terhadap kelompok-kelompok yang lebih rentan terhadap masalah gizi.
Ke depan, pemerintah akan membangun dapur baru di beberapa kelurahan, antara lain Kelurahan Rinding, Tipalayo (Gunung Tabur), dan Limunjan (Sambaliung). Dengan penambahan dapur ini, diharapkan semakin banyak masyarakat yang dapat merasakan manfaat dari program Makan Bergizi Gratis.
Program ini tidak hanya menjadi solusi untuk masalah gizi, tetapi juga menjadi momentum penting dalam membangun sistem pangan yang lebih mandiri dan berkelanjutan. Dengan keterlibatan aktif petani dan koperasi, harapan besar dipegang bahwa program ini akan memberikan dampak positif jangka panjang bagi masyarakat Berau.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!