
Pencarian Tujuh Pekerja Tambang yang Terjebak di Grasberg Block Cave Masih Berlangsung
Pencarian tujuh pekerja tambang yang terjebak di area tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) di Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua Tengah masih berlangsung. Wilayah tersebut merupakan salah satu kawasan operasi PT Freeport Indonesia (PTFI). Hingga saat ini, para pekerja tersebut belum ditemukan meskipun proses evakuasi dan pencarian telah dilakukan oleh berbagai pihak.
Proses pencarian dan evakuasi dilakukan oleh tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta PTFI. Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung sebelumnya menyatakan bahwa dalam waktu 30 jam, proses evakuasi ditargetkan selesai. Namun, hingga kini tidak ada hasil yang signifikan.
“Target 30 jam itu untuk mencapai titik awal keberadaan pekerja,” ujar Yuliot saat ditemui di kantornya pada Jumat (12/9). Ia menegaskan bahwa tim di lapangan sedang melakukan upaya maksimal untuk menemukan para pekerja yang terjebak.
Longsoran lumpur bijih basah terjadi di area tambang bawah tanah di kawasan GBC Extraction 28-30 Panel, Tembagapura, pada Senin (8/9) malam sekitar pukul 22.00 WIT. Aliran material basah dalam jumlah besar dari titik pengambilan produksi menutup akses ke beberapa area tambang, sehingga membatasi rute evakuasi bagi tujuh pekerja yang terjebak.
Akibat kondisi tersebut, PTFI menghentikan sementara seluruh operasi tambang bawah tanah untuk fokus pada upaya evakuasi dan pemulihan. Tim di lapangan sudah membuat dua terowongan baru guna mencapai lokasi awal para pekerja. Namun, ketika terowongan berhasil menembus lokasi awal, para pekerja tidak ditemukan.
Yuliot menjelaskan bahwa kemungkinan besar kondisi terowongan yang berliku dan cukup dalam di bawah permukaan bumi memengaruhi proses pencarian. “Ini yang terjebak belum ditemukan. Tim Kementerian ESDM dan PTFI yang di lapangan mencari cara bagaimana menemukan karyawan Freeport yang terjebak. Mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa teratasi,” katanya.
Pasca longsoran terjadi pada Senin (8/9), pihak perusahaan masih bisa melakukan komunikasi dengan pekerja yang terjebak menggunakan alat HT. Yuliot menyebut mereka dalam kondisi selamat. “Jadi mungkin karena habis baterai, ini komunikasi (dengan pekerja) sudah terputus. Tapi tim di lapangan berusaha melihat kemana arah terowongan, karena kondisi di sana berbeda dengan perkiraan awal, namun ini diusahakan secepatnya (ditemukan),” ujarnya.
Dalam daftar pekerja yang terjebak, terdapat dua pekerja asing asal Chile dan Afrika. Nama-nama pekerja PTFI yang terjebak antara lain: Irwan, Wigih Hartono, Victor Manuel Bastida Ballesteros, Holong Gembira Silaban, Dadang Hermanto, Zaverius Magai, dan Balisang Telile.
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas menyatakan bahwa jajarannya sedang mengerahkan semua sumber daya yang dimiliki untuk menyelamatkan tujuh pekerja. “Fokus kami adalah untuk penyelamatan dan keselamatan tujuh karyawan tersebut dan seluruh karyawan yang ada di area kerja. Kami upayakan yang paling terbaik. Seluruh daya upaya, energi dan sumber daya kami fokuskan untuk penyelamatan ketujuh karyawan tersebut,” ujarnya.
Tony menambahkan bahwa tantangan terberat yang dihadapi dalam evakuasi adalah jumlah material lumpur bijih basah yang masuk ke area tambang bawah tanah GBC sangat banyak. “Material longsor itu jauh lebih banyak dari yang kami perkirakan sehingga memerlukan penanganan ekstra dan waktu yang lebih lama. Sampai sekarang masih ada pergerakan dari lumpur bijih basa tersebut,” ujarnya.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!