5 Negara Paling Miskin di Dunia: Burundi hingga Madagaskar

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Daftar Negara Paling Miskin di Dunia Berdasarkan GNI Per Kapita

Masalah kemiskinan tidak hanya menjadi isu lokal, tetapi juga menjadi tantangan global yang menghimpit berbagai negara. Tingkat kemiskinan yang tinggi sering kali berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi yang lambat, ketidakstabilan politik, konflik, serta kurangnya akses terhadap layanan publik. Data dari World Bank menunjukkan bahwa sejumlah negara memiliki Gross National Income (GNI) per kapita yang sangat rendah, sehingga memposisikan mereka sebagai negara paling miskin di dunia.

Benua Afrika secara dominan menjadi tempat bagi banyak negara yang masuk dalam daftar tersebut. Tingkat pendapatan rendah, keterbatasan pasokan pangan, serta berbagai tantangan sosial dan politik menjadi faktor utama yang menghambat pertumbuhan ekonomi di wilayah ini. Berikut adalah lima negara yang termasuk dalam daftar negara paling miskin berdasarkan GNI per kapita.

1. Burundi

Burundi menduduki posisi pertama sebagai negara termiskin di dunia pada tahun 2022, dengan GNI per kapita hanya sekitar $240 pada 2021. Sekitar 64,9% penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan pada 2013. Faktor-faktor penyebab kemiskinan antara lain ekonomi yang lemah, ketersediaan pangan yang terbatas, wabah penyakit, serta dampak dari genosida Rwanda pada tahun 1994. Meski demikian, Burundi sedang berupaya meningkatkan kewirausahaan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

2. Somalia

Somalia berada di urutan kedua dengan GNI per kapita sebesar $450 pada 2021, bahkan turun menjadi $130 pada pertengahan 2022. Negara ini menghadapi kekerasan yang tinggi, akses terbatas terhadap layanan publik, serta perlindungan hak warga yang lemah. Ketidakamanan dan kondisi politik yang tidak stabil membuat pembangunan ekonomi Somalia terhambat.

3. Mozambik

Mozambik menempati posisi ketiga dengan GNI per kapita sekitar $480. Pada 2018, sekitar 77% penduduk tinggal di daerah kumuh. Kekerasan antarpenduduk dan perang sipil sejak 2017 yang menewaskan lebih dari 4.000 orang menjadi tantangan utama. Dukungan internasional datang dari 24 negara yang mengirim pasukan untuk membantu stabilisasi situasi di negara ini.

4. Madagaskar

Madagaskar menduduki posisi keempat dengan GNI per kapita sebesar $500. Sekitar 70,7% penduduk hidup di bawah garis kemiskinan pada 2012. Meskipun pertumbuhan ekonomi sempat membaik pada 2021, situasi ini terganggu oleh cuaca ekstrem, wabah penyakit, dan dampak dari perang Rusia-Ukraina. Masalah yang masih dihadapi meliputi kematian anak, ketahanan pangan yang rentan, kerusakan lingkungan, serta pembangunan infrastruktur yang lambat.

5. Negara Lain yang Terlibat

Selain empat negara di atas, masih ada beberapa negara lain yang juga masuk dalam daftar negara paling miskin. Mereka umumnya menghadapi tantangan serupa seperti ketidakstabilan politik, krisis pangan, dan keterbatasan akses terhadap layanan dasar. Beberapa di antaranya juga mengalami dampak dari konflik bersenjata dan perubahan iklim yang semakin parah.

Kemiskinan merupakan isu kompleks yang memerlukan solusi jangka panjang. Upaya pemerintah, bantuan internasional, serta partisipasi masyarakat lokal diperlukan untuk mengurangi kesenjangan ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di negara-negara yang terkena dampak. Dengan kolaborasi dan komitmen yang kuat, diharapkan dapat tercapai peningkatan signifikan dalam pemberantasan kemiskinan.