5 Kabupaten Paling Miskin di NTT, Salah Satunya Flores Timur dengan UMK Rendah 2025 hanya Rp2,3 Juta

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Lima Kabupaten Termiskin di Nusa Tenggara Timur

Nusa Tenggara Timur (NTT) dikenal sebagai salah satu provinsi yang menghadapi tantangan ekonomi yang cukup berat. Berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat lima kabupaten yang dikategorikan sebagai daerah dengan tingkat kemiskinan tertinggi di provinsi ini. Kondisi ini menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat di wilayah tersebut masih kesulitan memenuhi kebutuhan dasar.

1. Kabupaten Sumba Tengah – Negeri Seribu Bukit

Kabupaten Sumba Tengah menduduki posisi pertama sebagai daerah termiskin di NTT. Daerah ini memiliki julukan "Negeri Seribu Bukit" karena kondisi geografisnya yang berbukit-bukit. Tingkat kemiskinan di sini mencapai 30,84%, atau sekitar 25,81 ribu jiwa. Upah minimum kabupaten (UMK) yang ditetapkan untuk wilayah ini adalah sebesar Rp2,328 juta. Angka ini menunjukkan bahwa penduduk setempat masih kesulitan memenuhi kebutuhan hidup mereka.

2. Kabupaten Sabu Raijua

Berikutnya, Kabupaten Sabu Raijua juga masuk dalam daftar lima kabupaten termiskin. Persentase penduduk miskin di sini mencapai 28,13%, dengan jumlah penduduk miskin sekitar 30,98 ribu jiwa. UMK di kabupaten ini sama dengan Sumba Tengah, yaitu sebesar Rp2,328 juta. Meskipun demikian, angka kemiskinan yang tinggi menunjukkan bahwa pemerintah perlu lebih banyak melakukan intervensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

3. Kabupaten Sumba Timur

Kabupaten Sumba Timur juga menjadi salah satu daerah dengan tingkat kemiskinan yang sangat tinggi. Persentase penduduk miskin di sini mencapai 27,04%, atau sekitar 73,58 ribu jiwa. UMK yang berlaku di wilayah ini juga sebesar Rp2,328 juta. Hal ini menunjukkan bahwa beberapa kabupaten di NTT masih menghadapi tantangan serupa dalam hal upah dan kesejahteraan masyarakat.

4. Kabupaten Sumba Barat

Di posisi keempat, Kabupaten Sumba Barat memiliki persentase penduduk miskin sebesar 26,52%, atau sekitar 36,72 ribu jiwa. UMK di kabupaten ini juga sebesar Rp2,328 juta. Dengan angka yang hampir sama dengan kabupaten lainnya, ini menunjukkan bahwa sebagian besar daerah di NTT masih menghadapi kesulitan dalam memperbaiki kualitas hidup penduduknya.

5. Kabupaten Rote Ndao

Kabupaten Rote Ndao menutup daftar lima besar kabupaten termiskin di NTT. Persentase penduduk miskin di sini mencapai 25,78%, dengan jumlah penduduk miskin sekitar 52,89 ribu jiwa. UMK yang berlaku di wilayah ini juga sebesar Rp2,328 juta. Meskipun angkanya sedikit lebih rendah dibandingkan kabupaten lain, kondisi ini tetap menunjukkan bahwa pembangunan di wilayah ini masih perlu dipercepat.

UMK NTT 2025

Gubernur Nusa Tenggara Timur telah menetapkan upah minimum kabupaten (UMK) tahun 2025 melalui keputusan yang dikeluarkan pada tahun 2024. Sebagian besar kabupaten di NTT memiliki UMK sebesar Rp2,328 juta, sementara Kota Kupang memiliki UMK yang sedikit lebih tinggi, yaitu sebesar Rp2,396.696,46. Meskipun adanya penyesuaian, tantangan ekonomi tetap besar di beberapa kabupaten, terutama yang memiliki tingkat kemiskinan tinggi.

Tantangan Ekonomi di NTT

Kondisi lima kabupaten termiskin di NTT menunjukkan bahwa pemerintah pusat dan daerah perlu memberikan perhatian serius terhadap pembangunan yang lebih merata. Tingkat kemiskinan yang tinggi, diimbangi dengan UMK yang relatif rendah, menjadi kendala utama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kabupaten Sumba Tengah, dengan julukan "Negeri Seribu Bukit", menjadi simbol betapa pentingnya pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan di seluruh wilayah NTT.